Mohon tunggu...
Meilia Alifiasafaro
Meilia Alifiasafaro Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa s1 manajemen unissula

saya senang mengeksplor pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Krisis Logistik Nasional: Indonesia Keluar dari Negara dengan Sistem terbaik

11 Januari 2025   20:05 Diperbarui: 11 Januari 2025   20:06 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam sektor logistik yang kian kompleks dan mendalam. Berdasarkan Logistics Performance Index (LPI) yang dirilis oleh Bank Dunia, peringkat logistik Indonesia merosot tajam dari posisi 40 pada tahun 2018 menjadi 61 pada tahun 2023. Penurunan ini menandakan pergeseran negatif dalam efisiensi dan kemampuan logistik nasional, mengindikasikan bahwa Indonesia belum mampu bersaing dengan negara-negara tetangga di ASEAN. Krisis ini menjadi hambatan besar dalam upaya Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan realisasi visi Indonesia Emas 2045.

Akar Masalah Penurunan Kinerja Logistik

Salah satu akar masalah utama adalah tingginya biaya logistik yang mencakup 23,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2021, jauh di atas rata-rata negara ASEAN lainnya yang berkisar 13% (Firdaus et al., 2023). Biaya ini mencakup berbagai elemen seperti transportasi, penyimpanan, dan distribusi barang. Kementerian Keuangan mencatat bahwa tingginya biaya tersebut melemahkan daya saing produk lokal di pasar internasional.

Kendala lain yang berdampak pada penurunan kinerja logistic adalah kondisi infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, dan bandara, masih jauh dari optimal untuk mendukung distribusi barang secara efisien. Di beberapa wilayah, akses ke fasilitas logistik modern masih sangat terbatas, yang memperlambat waktu pengiriman barang dan meningkatkan biaya operasional.

Firdaus et al. (2023) menyoroti bahwa kurangnya adopsi teknologi seperti Warehouse Management Systems (WMS) dan Transportation Management Systems (TMS) di sektor logistik menjadi salah satu penyebab utama inefisiensi. Sistem manual masih mendominasi, menyebabkan proses pengelolaan logistik yang lambat dan rentan kesalahan. Prosedur administrasi yang rumit dalam pengiriman barang, termasuk bea cukai dan dokumen lainnya, sering menjadi hambatan. Kebijakan yang tidak seragam antara pemerintah pusat dan daerah memperburuk situasi. Tenaga kerja di sektor logistik sering kali kurang memiliki keterampilan yang sesuai untuk mengelola teknologi canggih, sehingga memperlambat penerapan inovasi di lapangan.

Dampak Buruk Krisis Logistik

Penurunan kinerja logistik Indonesia berdampak luas pada berbagai sektor ekonomi, antara lain:

  • Penurunan daya saing produk lokal karena produk Indonesia sulit bersaing di pasar internasional akibat tingginya ongkos produksi dan distribusi.
  • Meningkatnya harga barang karena biaya logistik yang tinggi diteruskan kepada konsumen, menyebabkan inflasi yang tidak terkendali.
  • Terhambatnya Pertumbuhan UMKM yang merupakan tulang punggung ekonomi nasional, kesulitan berkembang karena tingginya biaya distribusi.

Solusi Manajemen Operasional untuk Masa Depan

Untuk mengatasi masalah ini, pendekatan manajemen operasional yang terencana dan terukur harus diterapkan. Berikut adalah strategi-strategi yang dapat mengubah masa depan logistik Indonesia:

  • Transformasi digital menjadi langkah krusial. Penerapan WMS dan TMS dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan inventori, pemantauan pengiriman, dan pengurangan waktu pengolahan dokumen. Firdaus et al. (2023) menunjukkan bahwa adopsi teknologi seperti Blockchain dan otomatisasi dapat memangkas biaya logistik hingga 50%.
  • Investasi besar-besaran diperlukan untuk membangun jalan, pelabuhan, dan bandara yang modern dan terintegrasi. Selain itu, pengembangan koridor logistik maritim yang efisien dapat mengurangi ketergantungan pada transportasi darat.
  • Simplifikasi regulasi dan harmonisasi kebijakan antar wilayah harus menjadi prioritas. Pemerintah pusat perlu bekerja sama dengan daerah untuk memastikan keseragaman prosedur logistik.
  • Program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM logistik harus ditingkatkan. Subarjo et al. (2024) mengusulkan kerja sama dengan institusi pendidikan untuk menciptakan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri.
  • Diplomasi maritim dapat menjadi alat strategis untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara tetangga. Dengan memanfaatkan posisi geografis strategis Indonesia, hubungan bilateral dapat mendorong efisiensi distribusi barang di kawasan ASEAN.

Penurunan peringkat logistik Indonesia adalah refleksi dari berbagai masalah mendasar, mulai dari tingginya biaya operasional hingga kurangnya adopsi teknologi modern. Namun, melalui penerapan solusi manajemen operasional yang tepat, Indonesia memiliki peluang besar untuk membalikkan situasi ini.

Langkah-langkah seperti digitalisasi, investasi infrastruktur, reformasi regulasi, dan penguatan kompetensi SDM dapat mengubah sektor logistik menjadi salah satu pendorong utama perekonomian. Dengan visi yang jelas dan kerja sama semua pihak, Indonesia dapat kembali menjadi pemain utama dalam sistem logistik global dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia kelas MJ1B dengan dosen pengampu Dr. Aida Azizah, S.Pd., M.Pd

Referensi:

Firdaus, M., Fajar, M. Z. N., & Ali, M. (2023). Menata Ulang Masa Depan: Bagaimana Digitalisasi Logistik Dapat Mengkatalisasi Kinerja Ekonomi Pasca Pandemi COVID-19. Jurnal Ekonomi Digital, 2(2), 16–26.

Subarjo, A. H., Prasetyo, E., Sudarmaji, C., Hermawan, D. S., Wahyu, D. S., Mauidzoh, U., & Dinaryanto, O. (2024). Pengelolaan Pengiriman Logistik Melalui Pesawat Kargo bagi UMKM untuk Meningkatkan Ketahanan Ekonomi. JIMP: Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat, 2(2), 89–94.

Sahrul, B. E. S., Wiranto, S., Yusnaldi, H. J. R., Suwarno, P., & Widodo, P. (2024). Strategi Diplomasi Keamanan Maritim untuk Menghadapi Ancaman Krisis Pangan dalam Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. Innovative: Journal of Social Science Research, 4(4), 5757–5771.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun