Mohon tunggu...
Meilanie Buitenzorgy
Meilanie Buitenzorgy Mohon Tunggu... Dosen - Mantan kandidat PhD, University of Sydney, Australia

Mantan kandidat PhD, University of Sydney, Australia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Derita Lo, Bro Zaky

16 Februari 2019   11:28 Diperbarui: 16 Februari 2019   12:07 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Soal twit "presiden baru" Achmad Zaky yang menghebohkan itu, teman-teman scholar gw ramai-ramai membela Zaky dan mem-bully cebong sebagai "childish". 

 Kali ini, gw gak setuju sama kalian kawan scholars.

Gw mo bahas dulu substansi cuitan Achmad Zaky. Pertama soal "Presiden baru". Bro Zaky, mau lo ngeles kayak apa pun, "presiden baru" itu interpretasi nya ya "Ganti Presiden". Titik. Sebenernya kan elo bisa gunakan istilah "Presiden Terpilih". Tapi karena memang hasrat politik lo adalah "Ganti Presiden", maka lo pilih wording "Presiden Baru". Gitu kan bro. Gasah ngeles lah. 

Apakah salah jika seorang anak bangsa mengungkapkan pilihan politik di depan publik?  Asalkan elu bukan ASN, ya nggak salah. Adalah hak elu untuk tidak netral. Tapi kalau elu adalah pengusaha, basis bisnis lu adalah jualan, di Indonesia dimana Pilpres tinggal 2 bulan lagi, deklarasi pilihan politik adalah tindakan tolol. Harakiri. 

Sama artinya lo memotong pangsa pasar lo minimal 50%, kalau mengacu pada survey elektabilitas Capres. Nha berhubung, konon, yang demen belanja online tuh para cebong -secara para kampr3t khan selalu ngeluh miskin plus ekonomi susah---tinggal lo bayangin aja sendiri seberapa besar pasar yang lenyap cuma gegara cuit "presiden baru" ituh. Kelar kan idup lo. 

Gasah jauh-jauh, liat aja 212 mart. Dimana-mana sepi. Lha wong dari namanya aja sudah jumawa membatasi pasar. Kebanyakan cebong ya alergi mo belanja disana, kalo gak terpaksa. 

Sekarang gw mo bahas respons cebong yang menurut teman-teman scholar gw childish. Kesalahan fatal bro Zaky adalah, memposting data yang salah sebagai basis memposting hasrat politik "Ganti Presiden". 

Sadar gak sih Bro, elo tuh udah merendahkan derajat diri lo sendiri. Walaupun kritik lo bahwa anggaran R&D kita tergolong rendah itu cukup valid, tetapi lo menafikan fakta bahwa Pemerintah saat ini telah berbuat sesuatu, salah satunya dengan cara menaikkan anggaran R&D tersebut hingga 5x lipat dari angka yang lo posting, which is angka anggaran R&D zaman SBY.  

 Posting hoax ala kampr3t akut ini yang bikin cebong marah besar.      

Ditambah lagi dengan poin etika terkait endorsement dari Jokowi atas Bukalapak baru-baru ini. Teman-teman scholar gw berargumen Jokowi meng-endorse Bukalapak sebagai presiden semua golongan, bukan cuma presiden cebong. Jadi sah-sah saja kalau Zaky deklarasi "ganti presiden". Jadi gada masalah dengan etika. 

 Well, gasah lah pake argumen clientelism whatsoever. Kita pakai analogi hubungan antar manusia saja. Semisal temen bapak lo atau senior lo, seseorang yang cukup berpengaruh,  membantu meng-endorse bisnis lo, memuji-muji lo di hadapan publik. 

Etis nggak, kalo elo lantas teriak di medsos "semoga temen bapak gw ini segera dipecat dari kerjaannya". Kalo lantas anak-anak dari Bapak itu marah, ya wajar dong!  

 Bagi gw, cebong berhak banget marah. Pantes marah. Manusiawi kalo marah. What do you expect? 

 Apalagi CEO start-up Hijup.com yang notabene istri Zaky baru-baru ini diterima dengan baik di istana Presiden. Malin Kundang banget gak sih lo Zaky? 

 **Btw gw jadi inget pernah belanja online fashion muslimah di H!j4p berujung kecewa berat. Dulu banget sekitar 2011, waktu H!j4p baru berdiri. Dari beberapa baju yang gw beli saat itu, gak satu pun kepake. Udahlah harganya mayan mahal (buat ukuran gw), pola bajunya jelek dan aneh di badan, pilihan kainnya pun ngasal dan murahan. Jadilah gw kapok never belanja di H!j4p lagi sampai detik ini.**

 Bro Zaky sudah minta maaf. Gw personally apresiasi. Tapi sakit hati cebong ya tak gampang terobati. Dan mereka itu jumlahnya BUANYAK. Coba aja intip apps Bukalapak di Google playstore. Yang tadinya ratingnya >4.5, hanya dalam waktu 2 hari melorot ke rating 4.3 akibat gelombang "kasih bintang 1" yang tak terbendung. Netizen memang kejam. Tahu banget bahwa hal yang paling ditakuti para pelaku bisnis jualan online adalah BAD RATING. 

 Derita lo deh, Bro Zaky. Bisa gw cuma turut prihatin aja. Gw gak ikut2an #uninstallBukalapak kok. Sumpah. Secara gw ga pernah install juga sih. Coz dari pengalaman belanja online di market place, harga produk2 yang mo gw beli kok ya selalu lebih murah di T0k0pedi4 daripada Bukalapak. Ditambah lagi prosedur transaksi yang lebih nyaman dan user friendly di T0p3d.

 Kasus bro Zaky sekaligus jadi peringatan buat para pelaku bisnis jualan online lainnya. Kalo kerjaan lo jualan, jangan coba-coba nyentil urusan Pilpres. Kelar dah idup lo!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun