Mohon tunggu...
Meilanie Buitenzorgy
Meilanie Buitenzorgy Mohon Tunggu... Dosen - Mantan kandidat PhD, University of Sydney, Australia

Mantan kandidat PhD, University of Sydney, Australia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rocky Gerung Menuju Indonesia Bubar, Sebuah Surat Terbuka untuk Mahfud MD

12 April 2018   14:54 Diperbarui: 13 April 2018   04:59 3169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kitab suci = fiksi, berarti Quran = fiksi, ini penistaan luar biasa terhadap Al-Quran. Firman Tuhan kok dibilang fiksi? Takbir!"

Lalu mereka berhadap-hadapan di jalanan. Dengan membawa kesumat yang terus terpelihara dan dipupuki hoax-hoax ala Saracen dan MCA selama bertahun-tahun.

Lalu...

Dhuarrrrr....

"Kkkk...kita... bisa perang saudara dong..." celetuk gemetar Mukidi yang mengkeret di pojokan.

Dengan "offside" nya Rocky Gerung (lalu entah besok siapa lagi), kita sedang menuju ke titik itu. Titik dhuarrrrrrr...

"Itu bukan suatu hal yang musykil terjadi. Konflik-konflik berdarah di Indonesia banyak yang berawal dari permasalahan yang dianggap sepele. Jika biang masalahnya tak cepat diatasi, lalu dimanfaatkan oleh para conflict-entrepreneur, memang bisa dhuarrrrr..." tegar Dr. Zulfan Tadjoeddin, Indonesianis dan pakar resolusi konflik dari Western Sydney University. Bidang kajian beliau meliputi konflik Ambon, Poso, Aceh hingga Papua, selain juga meneliti di bidang ekonomi-politik, ketenagakerjaan dan ketimpangan di Indonesia. Beliau pun cukup waswas dengan merebaknya perang penistaan tak berkesudahan ini.

Pak Mahfud yang saya hormati,

Masih perlu berapa sampel "penista" lagi sampai kita sudi mengakui betapa konyol dan berbahayanya pasal karet penistaan agama itu?

Indonesia bubar tidak perlu menunggu sampai 2030. Bisa besok, bisa minggu depan, tergantung seberapa besar ghirah keagamaan Permadi, Novel dan kawan-kawan. Tergantung pula seberapa besar sumbangan logistik dari para penumpang gelap seperti dikatakan KH Said Aqil.

Mari kita cermati beberapa kasus:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun