Mohon tunggu...
Meila Nazwa Cahaya Puteri
Meila Nazwa Cahaya Puteri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Halo! Saya adalah seorang mahasiswi IPB University yang memiliki minat terkait industri halal. Saya berharap melalui Kompasiana ini, saya dapat memberikan informasi yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menuju Industri Makanan Halal yang Lebih Inklusif dengan Mengungkap Rahasia Kesuksesan dan Dampak Positifnya

15 Maret 2024   10:18 Diperbarui: 18 Maret 2024   14:12 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri makanan halal telah menjadi sorotan utama dalam beberapa dekade terakhir, mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan perubahan global dalam pola makan dan kesadaran akan pentingnya kualitas makanan. Tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan agama, makanan halal telah menjadi simbol inklusivitas dan kualitas dalam masyarakat yang semakin beragam.

Di balik kesuksesannya, terdapat cerita menarik tentang perjalanan industri ini, mulai dari perubahan pola konsumsi hingga upaya peningkatan kualitas dan standar. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri berbagai aspek industri makanan halal, mengungkap rahasia kesuksesannya, serta menyoroti dampak positifnya dalam konteks global saat ini. Mari kita memahami lebih dalam tentang fenomena yang semakin memengaruhi cara kita memandang makanan dan budaya konsumsi kita.

Sertifikat halal adalah suatu fatwa tertulis dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syari'at Islam. Para pelaku usaha harus memenuhi persyaratan sertifikasi ini agar mendapatkan izin untuk menggunakan label halal yang terdapat pada kemasan produk mereka. Menurut Pasal 4 Undang-undang (UU) Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal, “Produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal.” Namun, di sisi lain, UMKM seringkali kesulitan dalam memperoleh sertifikasi halal dan menjaga kualitas produk karena terbatasnya sumber daya dan keterbatasan teknologi.

Dalam wawancara yang dilakukan pada pemilik kedai Ayam Geprek di Kota Cirebon, diketahui bahwa kedai ini menawarkan beberapa keunggulan yang ada pada produk olahannya, yakni bahan baku utamanya yang merupakan ayam dengan daging empuk dan juga terjaga proteinnya, pemotongan ayam secara syar’i, sambal yang dibuat menggunakan cabai pilihan, dan pembumbuannya dengan sistem marinasi. Kedai ini telah mendapatkan izin dan sertifikat halal yang dikeluarkan oleh MUI sehingga kehalalannya sudah terjamin.

Banyak sekali produk olahan ayam yang ditawarkan dari berbagai brand ternama dan terkenal, dan dari setiap produk olahan ayam yang tersebar di Indonesia mempunyai sebuah keunggulan masing-masing di setiap produk yang ditawarkan. Meskipun produk yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik yang dirasakan oleh konsumen, jika kurang adanya kepercayaan terhadap produk tersebut, maka dapat mengakibatkan kurangnya minat beli konsumen untuk memilih serta memutuskan untuk mengkonsumsi makanan yang diinginkannya.

Pengaruh sertifikasi halal dalam sebuah produk UMKM, memberikan dampak yang sangat besar. Dibuktikan dengan pernyataan pemilik kedai Ayam Geprek, “Semenjak produk ayam olahan saya telah dilakukan sertifikasi halal, penjualan di kedai semakin meningkat.” Hal tersebut terjadi karena produk bersertifikasi halal menjadi komoditas perdagangan yang dicari oleh konsumen, karena menurut kesejarahannya kehadiran sertifikasi halal yang ditangani oleh LPPOM MUI berawal dari desakan konsumen yang resah dengan kehadiran produk yang tidak mampu menjamin kehalalan, keamanan, dan kesehatannya.

Perhatian terhadap makanan halal telah meningkat pesat, dan ini tidak terlepas dari berbagai faktor. Pertumbuhan signifikan dalam jumlah populasi Muslim di seluruh dunia telah menjadi salah satu pendorong utama permintaan akan produk makanan halal. Namun, lebih dari sekedar aspek agama, kesadaran akan pentingnya makanan yang aman, sehat, dan adil juga turut mendorong pergeseran pola konsumsi masyarakat global. Semakin banyak orang yang sadar akan asal-usul makanan mereka, serta semakin banyak yang mencari opsi makanan yang lebih ramah dan inklusif bagi semua individu.

Kemajuan teknologi dan akses yang lebih mudah terhadap informasi telah memungkinkan masyarakat untuk lebih sadar akan pilihan makanan mereka, serta memperhatikan aspek keberagaman dan inklusivitas dalam makanan yang mereka konsumsi. Era ini menandai perubahan besar dalam cara kita memandang makanan dan budaya konsumsi kita.

Industri makanan halal melibatkan berbagai pihak, mulai dari produsen makanan, pemerintah, badan sertifikasi, hingga konsumen. Ini adalah usaha kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan ketersediaan produk makanan halal yang berkualitas. Konsumen, dengan keputusan pembelian mereka, juga memainkan peran penting dalam membentuk arah dan perkembangan industri ini.

Kunci keberhasilan industri makanan halal terletak pada komitmen untuk mematuhi standar kehalalan yang ketat, menjaga transparansi dalam rantai pasokan, dan berinovasi dalam pengembangan produk. Selain itu, pendidikan dan sosialisasi mengenai pentingnya makanan halal juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan penerimaan masyarakat. Dengan terus meningkatkan kualitas dan aksesibilitas makanan halal, kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan bagi semua individu. Makanan halal bukan hanya menjadi pilihan untuk komunitas Muslim, tetapi juga mewakili nilai-nilai inklusif, keberagaman, dan kesadaran akan kesehatan dan kesejahteraan yang semakin diterima secara luas.

Industri makanan halal tidak lagi hanya menjadi persoalan agama semata, melainkan telah berkembang menjadi fenomena global yang melibatkan banyak aspek kehidupan. Dalam artikel ini, kita telah melihat bagaimana permintaan akan makanan halal mencerminkan pergeseran besar dalam pola konsumsi global, didorong oleh pertumbuhan populasi muslim yang signifikan dan kesadaran akan pentingnya makanan yang aman, sehat, dan adil bagi semua individu.

Keberhasilan industri makanan halal tidak terlepas dari komitmen untuk memenuhi standar kehalalan yang ketat, menjaga transparansi dalam rantai pasokan, dan berinovasi dalam pengembangan produk. Dengan memperkuat kualitas dan aksesibilitas makanan halal, kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan bagi semua individu.

Kini, kita dapat melihat bahwa makanan halal bukan hanya menjadi pilihan bagi komunitas Muslim, tetapi juga mewakili nilai-nilai universal yang mengedepankan keberagaman dan kesadaran akan kesehatan dan kesejahteraan. Dengan terus memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai ini, kita dapat menuju ke arah dunia yang lebih baik, di mana semua individu memiliki akses yang sama terhadap makanan yang berkualitas dan aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun