Mohon tunggu...
Meilana Lestari
Meilana Lestari Mohon Tunggu... -

Pecinta seni. Tertarik dengan gerakan lingkungan. Pemerhati sosial-politik dan pertanian.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Konsep Ruang Publik Berkelanjutan untuk Kawasan Bantaran Sungai

30 September 2015   15:01 Diperbarui: 30 September 2015   15:13 2974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penataan kawasan tepi sungai di perkotaan dapat dimulai dari masalah ekonomi oleh pemerintah setempat. Ini dapat dilakukan dengan analisis SWOT untuk menentukan kegiatan apa yang dapat meningkatkan stabilitas ekonomi masyarakat. Sebenarnya mewujudkan ruang publik hijau di daerah pinggiran perkotaan lebih mudah ketimbang di daerah pusat kota, karena luas lahan lebih luas. Misalnya, di bangun tempat wisata atau taman yang disesuaikan dengan potensi kawasan tersebut, seperti pasar apung. Pemanfaatan ruang semacam ini dapat berdampak luas, diantaranya terbukanya lapangan kerja baru bagi penduduk kawasan bantaran sungai. Kemudian dampak untuk masyakarat umum, ruang tersebut dapat dinikmati bersama.

Aspek Fisik

Penataan fisik ini salah satu dukungan terhadap pemerataan pembanguan di perkotaan yang meliputi pembangunan permukiman dan sarana prasarana yang menunjang kehidupan masyarakat seperti akses transportasi, jalan, fasilitas pendukung pendidikan. Dalam setiap proses (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi), pemerintah harus melibatkan partisipasi masyarakat agar berjalan selaras dengan tujuan bersama. Pembanguan dapat dilakukan dengan merelokasi permukiman kumuh di bantaran sungai ke kawasan tepi sungai yang lebih aman dan layak. Misalnya pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang membangun permukiman baru yang layak dengan kemudahan akses transportasi. Dengan pembangunan yang disubsidi pemerintah dan juga mempertimbangkan aspek sebelumnya (ekonomi) maka kualitas hidup masyarakat kawasan sempadan sungai akan lebih baik.

Aspek Ekologi

Aspek ini berkaitan erat dengan kedua aspek sebelumnya, karena aspek ekonomi dan fisik berapa pada lingkaran aspek ekologi yang berupa lingkungan ekosistem. Aspek ekologi sebenarnya menjadi dasar dalam konsep ruang publik yang berkelanjutan. Intinya adalah keseimbangan lingkungan ekosistem yang di dalamnya terdapat manusia, hewan, dan sumber daya alam harus dijaga dengan penuh tanggung jawab untuk kehidupan bersama yang adil dan berkelanjutan. Pendampingan masyarakat bantaran sungai dalam mengelola kawasan sungai perlu dilakukan, seperti membuat resapan air di kawasan sempadan sungai untuk menanggulangi banjir, sosialisasi edukatif oleh Badan Lingkungan Hidup mengenai kebersihan lingkungan tempat tinggal, menanam tanaman keras di kawasan sepadan sungai.

Ketiga aspek diatas saling berkaitan dan melengkapi dalam menata ruang publik di bantaran sungai yang saat ini masih semrawut. Apabila ada salah satu aspek yang tidak ada dalam pembangunan, maka sulit untuk mencapai keberlanjutan. Bagaikan becak, ketiga roda harus berjalan bersama untuk dapat mencapai tujuan. Apabila salah satu roda becak tidak ada, maka yang terjadi adalah ketimpangan dan ketidakselarasan. Begitu juga dengan penataan ruang publik di bantaran sungai.

[caption caption="Desain Kampung Hijau di daerah bantaran sungai Bengawan Solo (Foto: akun twitter Solo Kota Hijau)"]

[/caption]

Disini ada daerah percontohan yang hampir mendekati konsep berkelanjutan. Dua tahun lalu, ruang publik di Surakarta mencapai 18,6 persen dari total luasan wilayah 44 kilometer persegi. Penambahan ruang terbuka hijau pun semakin meningkat dengan mengusung konsep “Kampung Hijau” di kawasan pinggiran kota, terutama di bantaran sungai Bengawan Solo (dari Sangkrah hingga Jebres)[1].

[caption caption="Wisata Kampung Apung di daerah Jawa Timur (Foto: jepretkota.blogspot.co.id)"]

[/caption]

Dalam menata ruang publik berkelanjutan di bantaran sungai yang semrawut memang tidak semudah seperti yang disampaikan. Namun yang harus dipahami bersama: bahwa konsep ruang publik berkelanjutan merupakan pengelolaan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan manusia sambil mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta melestarikan sumber daya alam. Konsep ini tidak hanya dapat diaplikasikan pada kawasan bantaran sungai namun juga daerah tepi air yang lain seperti tepi waduk, tepi danau, dan tepi pantai. Dengan demikian, ruang publik berkelanjutan tidak hanya dirasakan oleh kita, namun juga oleh anak cucu kita kelak. Karena ruang publik untuk semua.

Salam Hijau Bumiku, Lestari Alamku!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun