Dalam dunia mode yang dinamis, inovasi selalu menjadi daya tarik utama. Salah satu tren terbaru yang mencuri perhatian adalah Kebaya Korean Style, yang memadukan elemen tradisional kebaya Indonesia dengan sentuhan modern dari gaya busana Korea Selatan. Meski tren ini di apresiasi oleh banyak pihak, tidak sedikit juga yang mengkritik-nya sebagai bentuk apropriasi budaya.
Apropriasi budaya terjadi ketika seseorang atau kelompok orang yang tidak termasuk dalam suatu  budaya tertentu mengambil dan menggunakan elemen-elemen budaya tersebut untuk keuntungan pribadi, tanpa memahami atau menghormati maknanya. Hal ini dapat dianggap sebagai eksploitasi dan tidak sensitif terhadap budaya yang diapropriasi.Â
Banyak yang mengkhawatirkan bahwa kebaya Korean style merupakan bentuk apropriasi budaya. Kebaya memiliki makna dan nilai budaya yang mendalam, dan mengkhawatirkannya adalah tren ini dapat menggeser nilai-nilai tersebut dengan pengaruh budaya Korea yang lebih dominan.
Kebaya Korean style sering kali dianggap sebagai bentuk kreativitas yang memadukan dua budaya untuk menciptakan sesuatu yang baru dan menarik. Menurut Kim dan Yul (2019), inovasi dalam mode adalah cerminan dari perubahan sosial dan budaya yang memungkinkan desainer untuk bereksperimen dengan berbagai gaya dan teknik. Tren ini memiliki potensi untuk memperkenalkan kebaya ke kancah Internasional, terutama mengingat popularitas budaya Korea melalui K-pop dan K-drama. Ini bisa membuka jalan bagi kebaya untuk dikenal lebih luas.
Kebaya dengan sentuhan modern dapat menarik minat generasi muda yang mungkin merasa kebaya tradisional terlalu kuno. Desain yang lebih segar dan sesuai dengan tren saat ini membuat kebaya leboh menarik untuk dikenakan. Kebaya Korean style memberikan ruang bagi desainer untuk menunjukkan kreativitas mereka. Mereka dapat menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan inovasi modern untuk menciptakan sesuatu yang unik dan menarik.
Di  sisi lain, ada kekhawatiran bahwa kebaya Korean style merupakan bentuk apropriasi budaya yang dapat mengaburkan identitas asli kebaya sebagai warisan budaya Indonesia. Anderson (2020) menekankan pentingnya menjaga keaslian budaya dalam era globalisasi, di mana identitas budaya sering kali terancam oleh pengaruh asing. Menggabungkan budaya dengan elemen budaya lain dapat mengurangi nilai dan makna kebaya sebagai simbol budaya Indonesia. Ini bisa mengarah pada hilangnya elemen otentik yang membuat kebaya istimewa.
Ada risiko bahwa generasi muda lebih mengenal versi kebaya yang telah dimodifikasi daripada bentuk aslinya. Ini dapat mengurangi penghargaan mereka terhadap kebaya tradisional. Ketika fokus utama adalah komersial daripada nilai budaya, kebaya bisa dilihat hanya sebagai produk fashion tanpa memahami latar belakang budayanya. Hal ini bisa mengarah pada komersialnya budaya yang dangkal dan tidak menghargai akar sejarahnya.
Kebaya Korean style merupakan tren yang menarik dan patut diapresiasi. Kebaya Korean style mencerminkan dinamika antara apresiasi terhadap inovasi dan kekhawatiran akan hilangnya budaya lokal. Sementara, tren ini menawarkan potensi besar untuk memperkenalkan kebaya ke panggung global, penting untuk menjaga keseimbangan dengan tetap menghargai dan melestarikan identitas budaya Indonesia.Â
Upaya pelestarian kebaya harus terus dilakukan agar warisan budaya Indonesia ini tetap lestari dan dihargai oleh generasi muda. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat menikmati keindahan perpaduan budaya tanpa mengorbankan warisan tradisional yang berharga.
 Referensi: