Mungkin aku akan duduk dan mendengarkanmu terus berbicara Tentang Nietzsche, Marx, dan Freud Bagaimana kau membenci ketidakadilan Bagaimana perjuanganmu untuk membela yang tertindas Aku pasti betah berdiskusi denganmu Tentang apa saja : hidup ini, kebebasan, kekuasaan, dan masa depan Mungkin aku bisa meminjam buku-bukumu Buku wacana dengan bahasa tinggi atau novel yang sarat picisan Rasa was-was akan menghampiriku setiap kali mendengarmu beraksi Aku membayangkan kau berada di sana Berdiri dengan gagah berani di tengah terik matahari dan hujan Menyuarakan aspirasi sebagai agen sosial Membuatku khawatir jika berubah menjadi bentrokan Sedih Aku hanya bisa mengamatimu dari jauh Bagiku kau bukan sekedar lelaki berjas almamater berikatkan revolusi Kau tetap lelakiku dimana aku menemukan oase di tengah gurun gersang Kau bukan hanya seseorang yang berteriak demi keadilan Tapi kau juga menggengamku untuk melangkah menuju terang Di mataku kau tetap lelakiku Yang sering kubelai rambutnya dan bahunya kupakai untuk bersandar Kata-katamu lebih dari rayuan Dan dalam pelukanmu aku tenang Andai pacarku seorang Demonstran... ***didedikasikan untuk para aktivis kampus [caption id="attachment_85880" align="aligncenter" width="300" caption="Soe Hok Gie"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H