"Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem" (Lukas 2: 15), jika sekarang ada ajakan ke Betlehem mungkin banyak yang akan mengatakan "Maaf, kami tidak mau ikut karena di sana tidak aman," kata Pendeta Maureen.
Pendeta yang telah bersama-sama di masa-masa awal pembentukan Perki pada 22 tahun silam ini, dalam khotbahnya mengajak jemaat dan seluruh undangan yang hadir untuk betul-betul meresapi tema Natal ini.
Umat Kristiani, Perki Stuttgart dipanggil untuk bisa menghadirkan atau menciptakan rasa damai sejahtera dari Allah di setiap tempat. Jemaat diminta untuk berdoa dan aktiv menciptakan kedamaian seperti petunjuk malaikat Tuhan itu.Â
Bukan hanya untuk Betlehem, tapi di Palestina, Libanon, Ukraina, dan di berbagai penjuru dunia, di berbagai tempat di mana orang menginginkan kedamaian.Â
Selanjutnya, Perki Stuttgart diharapkan untuk selalu bisa keluar dan bekerjasama, bukan hanya untuk komunitas Indonesia dan Jerman, tetapi bagi seluruh bangsa dari berbagai latar suku-bangsa, budaya, dan bahasa. Hal-hal ini bukanlah menjadi penghalang. Ini adalah inti dari perayaan Natal Kristus.
Seperti juga para gembala yang saling mengajak, ini pun diharapkan dilakukan oleh Perki Stuttgart, mengajak sahabat-sahabat atau orang-orang yang mereka kenal untuk menciptakan rasa damai dan sukacita itu.
Perayaan dan Ibadah Natal tidak terasa lengkap tanpa Krippenspiel atau Drama Natal. Drama Natal Perki ini sangat menarik dan begitu istimewa karena diperankan anak-anak balita sebagai kawanan domba di padang.Â
Vocal grup sekolah minggu juga membawa lagu berbahasa Jerman "Immer und Ãœberall". Lagu ini adalah tentang janji Tuhan untuk menyertai kita setiap saat dan dimana saja. Anak-anak Sekolah Minggu ini juga mempersembahkan Tari Lampion yang inspiratif dan elegan.Â