Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dunia literasi, dan olahraga

Menghargai perbedaan dan tertarik akan keanekaragaman dunia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Alergi Intoleransi Histamin pada Ikan Kaleng

24 November 2024   04:24 Diperbarui: 24 November 2024   11:59 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seturut Kalender program kerja pemerintah Prabowo bahwa Program Makan Bergizi Gratis yang diperuntukkan bagi anak-anak Indonesia akan bergulir pada tanggal 2 Januari 2025. Ini berarti tinggal kira-kira sebulan lagi.

Persiapan ke arah sana sudah sangat terlihat seperti yang ditunjukkan di banyak media masa tentang peninjauan uji coba termasuk persiapan menu apa saja yang layak dimasukkan.

Salah satu trending topik yang hangat dibicarakan sejak sekitar dua minggu lalu adalah tentang ikan kaleng yang menjadi salah satu menu yang diusulkan. Penyertaan ikan kaleng dalam menu MBG datang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Apa sebenarnya kandungan ikan kaleng? 

Ikan kaleng adalah ikan dalam kemasan yang merupakan salah satu inovasi untuk memudahkan penyimpanan makanan laut. Produk ini selain praktis dan tahan lama juga kaya akan nutrisi.

Ikan kaleng (www.food.detik.com)
Ikan kaleng (www.food.detik.com)

Proses pengalengan ikan melewati beberapa tahap, mulai dari menerima ikan segar sampai menyegel kaleng untuk kemudian didistribusikan.

Pada awalnya ikan segar menjalani proses pemeriksaan dan penyortiran, kemudian dibersihkan. Sesudah itu baru dimasak. Proses pemasakan ini biasanya melibatkan perebusan dan pengukusan. Kemudian disusul proses pengalengan. Dalam tahap ini ikan dimasukkan ke dalam kaleng, biasanya dengan tambahan minyak, air, atau saus untuk mengawetkan dan menambah cita rasa. 

Kaleng biasanya terbuat dari baja berlapis timah dan dirancang untuk tahan terhadap proses pengalengan. Langkah selanjutnya adalah penyegelan dan sterilisasi. 

Kaleng ditutup rapat untuk mencegah masuknya udara dan bakteri. Setelah proses penyegelan dilanjutkan  dengan proses sterilisasi, biasanya melibatkan pemasakan dengan suhu tinggi yang membunuh bakteri dan memastikan keamanan serta memperpanjang umur simpan produk. 

Langkah terakhir adalah pendinginan dan pelabelan. Setelah sterilisasi, kaleng didinginkan dengan cepat untuk memastikan kualitas produk, kemudian diberi label yang berisi informasi produk.

Dari sini bisa dilihat bahwa pengolahan ikan kaleng yang berawal dari ikan yang masih segar atau beberapa jam setelah penangkapan mengartikan bahwa nutrisi penting yang dikandung ikan tetap dipertahankan.

Keunggulan ikan kaleng

Seperti dikutip dari www.cnbcindonesia.com tanggal 11/11/2024, Sadarma Suhaima Saragih, Ketua Harian APIKI (Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia) mengungkapkan, saat ini, masyarakat Indonesia cenderung menilai ikan segar jauh lebih baik dan bernutrisi daripada produk kemasan dalam kaleng. Padahal, ikan segar dan dalam kemasan kaleng mengandung nutrisi serupa dan sama-sama baik dikonsumsi manusia.

Sudarma selanjutnya menjelaskan bahwa ikan dalam kemasan kaleng kaya akan nutrisi, seperti asam lemak omega-3, protein, kalsium, hingga vitamin B12.

Budi Sulistiyo, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjelaskan, ikan dalam kemasan kaleng akan disarankan untuk menjadi menu program MBG sebagai solusi bagi masyarakat di daratan yang sulit mendapatkan bahan baku ikan laut yang segar. Peta geografis Indonesia dimana banyak wilayah yang jauh dari daerah pesisir atau ada wilayah yang tingkat rantai dinginnya belum terbangun. 

Kelemahan ikan kaleng

Ikan kaleng cenderung mengandung lebih banyak garam. Ini perlu diperhatikan bagi yang harus memperhatikan konsumsi garam berlebih. 

Beberapa jenis ikan bisa terkontaminasi merkuri. Ini dikarenakan ikan yang berada di dalam air yang terkena polutan tersebut. Inilah sebabnya mengapa perairan laut kita (Indonesia) harus selalu dijaga jangan sampai tercemar oleh zat-zat berbahaya, misalnya yang berasal dari limbah tambang.

Intolerasi Histamin bisa berasal dari ikan kaleng

Histamin adalah salah satu zat kimia yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh. Fungsi aslinya adalah untuk melindungi tubuh dari berbagai zat yang membahayakan atau mengganggu.

Kadar histamin dalam tubuh bisa meningkat karena beberapa kondisi dan aktivitas, misalnya dari makanan.

Histamin bisa dijumpai secara alami di banyak makan, terutama yang disimpan lama, diawetkan, atau difermentasi. Jika dikonsumsi, histamin dapat diserap ke dalam aliran darah dan menimbulkan gejala pada orang yang sensitif.

Makanan yang mengandung histamin, misalnya keju tua, daging yang diawetkan, makanan fermentasi seperti kimci, atau ikan kaleng.

6 tips menghindari Intoleransi Histamin (www.cerascreen.co.uk)
6 tips menghindari Intoleransi Histamin (www.cerascreen.co.uk)

Gejala pada orang sensitif ini bisa menyebabkan alergi yang disebut intoleransi histamin. Dalam kasus ini, hubungan antara pemecahan histamin dan produksinya di dalam tubuh atau asupannya melalui makanan tidak seimbang. Jika jumlah histamin di dalam tubuh terlampaui, berbagai gejala bisa terjadi. Seberapa tinggi jumlah ini bervariasi pada setiap orang.

Gejala-gejala yang diperlihatkan pada orang yang mengalami intoleransi histamin, misalnya gangguan pada sistem kardiovaskular: penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, jantung berdebar kencang. Pada sistem pencernaan: diare, sakit perut, muntah, mual, perut kembung. 

Pada sistem pernapasan: bersin, hidung tersumbat, berair, sesak napas. Pada sistem saraf: pusing dan sakit kepala. Gangguan pada kulit: gatal, ruam-kemerahan, pembengkakan, dan kelopak mata bengkak.

(www.clevelandclinic.org)
(www.clevelandclinic.org)

Program makan siang bersama di Jerman

Di Jerman tidak ada Program Makan Bergizi Gratis seperti yang akan dilaksanakan di Indonesia, tapi misalnya di Taman Kanak-kanak ada program makan siang bersama sebulan sekali atau seturut kalender program masing-masing Taman Kanak-kanak.

Ini bukanlah program nasional ataupun regional, tapi program mandiri dari Taman Kanak-kanak. Tujuan utamanya bukanlah soal makan siang saja, tapi kegiatan memasak bersama dan sesudah itu menikmati bersama, dilihat dari segi edukasi. 

Ibu-ibu dari anak-anak di TK secara berjadwal, misalnya 2 atau 3 ibu datang untuk memasak dan menyiapkan makan siang itu dibantu anak-anak TK tersebut. Anak-anak itu akan melakukan pekerjaan yang mudah-mudah, misalnya mencuci sayur atau anak yang sudah cukup besar boleh mengiris ketimun. 

Informasi bahan-bahan masakan yang digunakan pun ditulis dengan lengkap. 

Alergi pada anak (id.theasianparent.com)
Alergi pada anak (id.theasianparent.com)

Daftar alergi wajib diisi

Salah satu syarat sebelum anak-anak turut dalam program ini adalah orang tuanya memasukkan daftar alergi makanan anak-anak mereka, misalnya ada yang alergi produk susu: susu segar, mentega, keju atau ada yang alergi kacang-kacangan, alergi telur, dan ada pun yang alergi intoleransi histamin yang berasal dari makanan kaleng.

Hal mengisi daftar alergi ini adalah wajib dilakukan oleh setiap orang tua murid sebagai bentuk kerja-sama dengan pihak Taman kanak-kanak karena merupakan tanggung jawab bersama untuk menghindarkan anak-anak dari kejadian yang tidak diinginkan.

Mengetahui makanan pemicu alergi adalah cara terbaik untuk mengatasi alergi makanan. Menghindari makanan pemicu alergi bisa dilakukan untuk menghindari reaksi alergi.

Semoga hal ini bisa dilakukan di Indonesia di seluruh pelosok negeri, sebelum Program Makan Bergizi Gratis ini digulirkan supaya program yang tentu saja dimaksudkan baik ini, benar-benar bisa membawa manfaat besar bagi kesehatan anak-anak pewaris bangsa.

Salam mens sana in corpore sano,

Meike Juliana Matthes 

Referensi tentang Intoleransi Histamin diambil dari Gesundheitsmagazin (www.aok.de)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun