Kadar histamin dalam tubuh bisa meningkat karena beberapa kondisi dan aktivitas, misalnya dari makanan.
Histamin bisa dijumpai secara alami di banyak makan, terutama yang disimpan lama, diawetkan, atau difermentasi. Jika dikonsumsi, histamin dapat diserap ke dalam aliran darah dan menimbulkan gejala pada orang yang sensitif.
Makanan yang mengandung histamin, misalnya keju tua, daging yang diawetkan, makanan fermentasi seperti kimci, atau ikan kaleng.
Gejala pada orang sensitif ini bisa menyebabkan alergi yang disebut intoleransi histamin. Dalam kasus ini, hubungan antara pemecahan histamin dan produksinya di dalam tubuh atau asupannya melalui makanan tidak seimbang. Jika jumlah histamin di dalam tubuh terlampaui, berbagai gejala bisa terjadi. Seberapa tinggi jumlah ini bervariasi pada setiap orang.
Gejala-gejala yang diperlihatkan pada orang yang mengalami intoleransi histamin, misalnya gangguan pada sistem kardiovaskular: penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, jantung berdebar kencang. Pada sistem pencernaan: diare, sakit perut, muntah, mual, perut kembung.Â
Pada sistem pernapasan: bersin, hidung tersumbat, berair, sesak napas. Pada sistem saraf: pusing dan sakit kepala. Gangguan pada kulit: gatal, ruam-kemerahan, pembengkakan, dan kelopak mata bengkak.
Program makan siang bersama di Jerman
Di Jerman tidak ada Program Makan Bergizi Gratis seperti yang akan dilaksanakan di Indonesia, tapi misalnya di Taman Kanak-kanak ada program makan siang bersama sebulan sekali atau seturut kalender program masing-masing Taman Kanak-kanak.
Ini bukanlah program nasional ataupun regional, tapi program mandiri dari Taman Kanak-kanak. Tujuan utamanya bukanlah soal makan siang saja, tapi kegiatan memasak bersama dan sesudah itu menikmati bersama, dilihat dari segi edukasi.Â