Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dan olahraga. Menghargai perbedaan dan tertarik akan keanekaragaman dunia

Penulis buku, The Purple Ribbon. Buku tentang kelainan neurologis akibat cacat kongenital tengkorak, diterbitkan oleh Pustaka Obor Indonesia, 2024.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tersedia Sup Kari Sayur Indonesia pada Festival Musim Gugur "Roemer Kirbe"

9 November 2024   08:01 Diperbarui: 9 November 2024   08:36 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi pribadi / kernen-kennenlernen.de) 

Musim gugur ditandai dengan suhu yang perlahan-lahan menurun menyebabkan daun-daun pohon berubah menjadi berwarna kuning, orange, dan merah-marun. Alam menjadi sangat indah dengan nuansa keemasan. 

Alam bukan hanya bertambah cantik sebelum dia masuk dalam tidur panjangnya, tapi juga memberi masa panen. Masa di mana mahluk hidup termasuk manusia di dalamnya memanen hasil kerja mereka selama musim semi dan musim panas. 

Para petani memanen kentang, labu, apel, anggur, jagung, dan masih banyak hasil bumi lainnya.  Tupai pun berlomba-lomba mengumpulkan biji-bijian sebagai bekal di musim dingin nanti saat alam tidak menghasilkan.

Di Jerman, rasa suka-cita masa panen  dirayakan dengan sebutan "Erntedankfest".  

Perayaan ini berawal dari tradisi gereja untuk mengucapkan rasa terima-kasih kepada Tuhan YMK. Ruangan gereja akan dihiasi dengan berbagai hasil bumi, ada berjenis-jenis gandum, buah-buahan, sayur-mayur, kacang-kacangan, beraneka roti dan sebagainya. Berjenis-jenis hasil bumi ini sebagai peringatan bagi manusia akan keanekaragaman makanan yang disediakan oleh Sang Pemilik Semesta lewat alam ciptaan-Nya.

Dekorasi musim gugur di salah satu sudut kota Kernen (dokumentasi pribadi) 
Dekorasi musim gugur di salah satu sudut kota Kernen (dokumentasi pribadi) 
Festival musim gugur terbesar di Jerman terdapat di kota Stuttgart, dikenal dengan "Cannstatter Volkfest" dan "Oktoberfest" di Muenchen.

Selain di kota-kota besar itu, festival musim gugur juga di rayakan di kota-kota kecil. Di banyak wilayah Selatan Jerman, perayaan panen ini dikenal dengan nama "Kirbe".

"Kirbe" berawal dari pekan raya gereja yang dirayakan sejak berabad-abad yang dalam hal ini berhubungan juga dengan syukuran pada musim gugur. Misalnya di kota Schwaikheim, festival ini dikenal dengan nama "Schwaikheimer Kirbe" atau di kota Feuerbach dengan "Feuerbacher Kirbe".

Hal yang sama juga berlaku di kota tempatku tinggal, Kernen im Remstal, kota kecil yang berjarak sekitar 20 menit dari Pusat Kota Stuttgart. Kami menyebut festival musim gugur ini dengan "Roemer Kirbe".

Di akhir pekan kemarin, pusat kota Kernen im Remstal tepatnya di alun-alun balai kota yang berlokasi di Rommelshausen terlihat sangat berwarna dan hidup karena disanalah berlangsung perayaan musim gugur tersebut. 

Pengunjung berjalan-jalan santai melalui "Kirbe Markt". Ini adalah pasar musim gugur yang menawarkan hasil panen langsung dari petani-petani setempat, ada juga kerajinan tangan untuk dekorasi musim gugur, dan "Kinderflohmarkt" atau pasar-loak  anak-anak dimana mereka datang untuk menjual atau saling bertukar mainan atau buku-buku mereka yang sudah tidak terpakai lagi. Tercatat ada 73 warung anak-anak pada Kirbe kali ini. Ini merupakan rekor dalam beberapa tahun terakhir. Anak-anak itu menggelar lapak mereka dengan beralaskan tikar.

Kinderflohmarkt (kernen-kennenlernen.de ) 
Kinderflohmarkt (kernen-kennenlernen.de ) 
Banyak perkumpulan bentukan Pemerintah Kota yang turut ambil bagian dalam festival ini, misalnya Perkumpulan Petani Buah menyajikan stan dimana pengunjung bisa memeras jus apel sendiri yang berasal dari buah-buah apel segar yang baru dipetik.

Program hiburan yang beragam juga disediakan sepanjang akhir pekan, ada tampilan perkumpulan musik dan orkestra juga live band di malam hari untuk menghibur penonton di tenda festival. Bukan hanya itu, grup senam dan shotokan karate pun turut menampilkan kebolehan mereka di atas panggung.

Keanekaragaman kuliner bisa dijumpai di dua tenda festival dan di halaman alun-alun balai kota. 

Para pengunjung bisa menikmati berbagai sajian kuliner, ada bermacam-macam kue, mulai dari kue buah sampai kue berempah. Roti jahe menjadi favorit. Ada juga Crepes, Langos, dan Waffeln. Hidangan tradisional "Maultasche" sudah pasti tersedia. Ini adalah pangsit khas Swabia. Dibuat dari adonan pasta dengan isian daging, bawang, dan bayam. Untuk vegetarian, isian daging diganti jamur dan keju. 

Di antara beraneka jenis kuliner yang ditawarkan, ada yang istimewa dalam perayaan Roemer Kirbe kali ini. Seminggu sebelum festival ini dimulai, di Harian Kota "Wochenblatt" sudah dimuat "Premiere auf der Roemer Kirbe", ini menjelaskan bahwa pada Kirbe kali ini akan ada sesuatu yang baru yaitu hidangan sup yang berasal dari beberapa negara. Hidangan variasi sup ini akan ditawarkan oleh Perkumpulan Perempuan Multikultur.

Menu variasi sup dan Sup kari Indonesia (dokumentasi pribadi) 
Menu variasi sup dan Sup kari Indonesia (dokumentasi pribadi) 
Aku dan kawan-kawanku, ibu-ibu di perkumpulan pencinta budaya menyajikan Sup Brokoli Irlandia, Sup Labu Italia dan Hongaria, Sup Gandum Albania, Sup Sayur Bit (beetroot) Ukraina, Gulaschsuppe Jerman atau sup daging sapi-paprika, dan Sup Kari Sayur Indonesia. 

Perbedaan antara sup labu Italia dan Hongaria terletak pada krim-nya. Italia menggunakan krim keju sedangkan Hongaria menggunakan krim yoghurt. Semangkok sup disajikan dengan 2 iris Baguet (roti Perancis), kami memberi harga 3 Euro/mangkok. Untuk acara syukuran tidak perlu mahal-mahal.

Stan Perkumpulan Perempuan Multikultur. Saya bertugas di kasir (dokumen pribadi) 
Stan Perkumpulan Perempuan Multikultur. Saya bertugas di kasir (dokumen pribadi) 
Saya senang sekali bisa memperkenalkan salah satu sup favorit Indonesia pada acara festival panen di kota kecil ini. 

Orang-orang Jerman menyebut 'Curry' untuk 'Kari'. Pada umumnya mereka hanya mengetahui bahwa Curry adalah hidangan spesial negara India dan hidangan ini termasuk populer di Jerman.

Dalam kesempatan itu, saya menjelaskan kepada mereka perbedaan antara Curry India dan Kari Indonesia yaitu terletak pada bumbu. Bumbu Curry India menggunakan rempah-rempah seperti kunyit, jintan, ketumbar, kayu manis, cengkeh, dicampur dengan bawang putih, bawang merah, dan jahe.

Sedangkan untuk Kari Indonesia biasanya tanpa jintan, cengkeh, dan kayu manis, tapi menambahkan lengkuas, daun jeruk, dan serai kemudian dimasak dengan santan kelapa. Di beberapa bagian Indonesia seperti Aceh di pulau Sumatera juga dengan memasukan daun kari.

Curry India menggunakan bumbu khas India sedangkan Kari Indonesia menggunakan bumbu khas nusantara ditambah santan kelapa. Terlihat mirip tapi ada perbedaan.

Saya senang sekali karena semua yang memesan sup kari sayur sangat terkesan dengan rasanya. Ada seorang yang memesannya semangkok, tak lama sesudah itu beberapa kawan yang duduk semeja dengannya datang memesan juga setelah mencicipi sup kari sayur dari kawan mereka yang sudah memesan sebelumnya. Ada juga yang menambah pesanannya untuk dibawa pulang, "untuk makan malam sebentar", katanya padaku. Seorang sudah terbiasa dengan makanan Asia Tenggara berkata "Hmm...aku sudah bisa mencium wangi sereh". Ya, ini adalah salah satu pembeda dengan Curry India.

Pada hari itu saya menyiapkan sepanci besar sup kari sayur dan tertinggal sekitar dua mangkok untuk dicicipi juga oleh kawan-kawan seperkumpulanku. Di akhir acara, kami berpendapat untuk menawarkan berbagai jenis sup tersebut pada Festival Kirbe tahun depan setelah melihat terkesannya pengunjung dengan sup buatan kami terlebih hidangan hangat sangat cocok pada cuaca yang dingin. 

Aneka sup dari berbagai bangsa (dokumentasi pribadi) 
Aneka sup dari berbagai bangsa (dokumentasi pribadi) 
Acara festival panen musim gugur ini ditutup pada hari Minggu dengan tradisi ibadah Oikumene disusul parade musik gitar yang lebih memeriahkan suasana.

Roemer Kirbe tahun ini di kota kecilku berlangsung sukses dan ini bukan hanya sekedar tradisi negara Jerman pada musim gugur untuk merayakan hasil panen tetapi lebih dari itu telah terbukti menjadi sebuah festival pertemuan dan pembauran. 

Lewat hiburan dan kuliner telah memperkuat rasa kebersamaan di kota Kernen yang masyarakatnya berasal dari berbagai lapisan masyarakat dengan berbagai latar bangsa dan budaya.

Salam hangat dari kota kecil di kaki bukit perkebunan apel dan anggur,

Meike Juliana Matthes

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun