Sesudah acara perkenalan selesai kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah lebih dari 17.000 pulau dengan lebih dari 700 bahasa daerah. Hal awal yang membuat peserta takjub.
Setelah selesai dengan penjelasan tentang keanekaragaman budaya, adat, dan istiadat maka sampailah pada perkenalan tentang jamu mulai dari sejarahnya sampai perkembangan jamu saat ini.
Gambar-gambar di layar lebar tentang kehidupan masyarakat Indonesia dahulu kala dengan pakaian-pakaian adat dan relief-relief candi, lebih menambah ketertarikan mereka.
Miniatur seorang "Mbok Jamu" dicermati baik-baik. Sosok Mbok Jamu yang ikonik, perempuan berkebaya, rambut dikonde, dan bakul anyaman bambu yang digendong, berisi botol-botol ramuan jamu dan menjajakannya sambil berkeliling desa.Â
"Wow, ini sangat-sangat menarik," kata kawan seperkumpulanku yang berasal dari Ukraina dengan mata berbinar kemudian membuat foto.Â
Sesudah introduksi, penjelasan masuk pada inti minuman herbal ini, yaitu penjelasan tentang 8 elemen jamu atau bagian dari tanaman obat yang dipakai untuk membuat jamu: daun, batang, akar, buah, bunga, rimpang, biji, dan kulit.
Kemudian penjelasan mengenai alat-alat yang diperlukan, cara membuat, dan bentuk penyajiannya.
Terlihat kawan-kawanku memperhatikan dengan saksama dan mengajukan beberapa pertanyaan tentang yang tidak mereka pahami karena sesudah teori akan disusul praktik untuk membuat jamu bersama-sama. Satu jam diperlukan untuk teori sebelum masuk ke acara praktik.
Di atas meja sudah disiapkan semua bahan jamu, ada yang segar seperti jahe, kunyit, temu kunci, lengkuas, serai, asam jawa, daun pandan, dan jeruk limau. Ada juga bahan kering seperti adas bintang, pala, cengkih, kapulaga, lada, daun sirih, daun salam, dan daun jeruk.