Sabtu, 11 Mei 2024.Â
Hari ini aku melakukan kegiatan "Sekali dayung, 2 pulau terlampaui": mengunjungi Ulmer Muenster kemudian menghadiri acara Halal Bi Halal Perkumpulan Masyarakat Indonesia di Jerman yang kali ini diadakan di salah satu kota tua di Jerman, Ulm.
Kereta ICE 563 membawa diriku dari stasiun utama kereta Stuttgart ke Ulm yang juga masih berada di wilayah negara bagian Baden-Wuerttemberg. Perjalanan ke sana dengan ICE, singkatan dari Inter City Express atau kereta cepat yang menghubungkan kota-kota besar di Jerman hanya membutuhkan waktu 43 menit. Â
Udara hangat menyambutku di luar, saat aku tiba di stasiun kereta Ulm.
Ulm adalah kota yang didirikan pada tahun 850M. Sebagai kota tua maka kota ini kaya akan sejarah dan budaya. Salah satunya yang paling terkenal adalah Ulmer Muenster. Gereja bergaya Gotik yang dibangun pada tanggal 30 Juni 1377 ini adalah "real heart project" atau proyek yang dibangun sepenuh hati oleh masyarakat Ulm yang dibiayai secara eksklusif oleh warga kota
Ketenaran gereja yang sejak tahun 1530 diputuskan menjadi tempat ibadah gereja protestan ini, terutama disebabkan oleh menaranya, yang tingginya 161,53 meter. Hal yang menjadikannya sebagai gereja dengan menara tertinggi di dunia. Menara ini bisa didaki sampai pada ketinggian 70 meter dan dari situ pengunjung bisa melihat pemandangan yang sangat indah kearah kota Ulm dan Sungai Donau.
Gereja ini memiliki kubah bagian tengah setinggi 42 meter dan mempunyai interior yang banyak menyimpan harta karun seni yang berasal dari masa abad pertengahan dan semuanya tidak dibangun sekaligus, tetapi bertahap.
Pada jam 12 siang, aku mengikuti ibadah dengan konser musik orgel. Dalam khobah singkat pendeta yang memimpin mengajak jemaat untuk mencontohi keteladanan Maria ibu Yesus dalam menerima semua tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu dengan penuh kesetiaan. Khotbah ini dikaitkan dengan perayaan Hari Ibu di Jerman yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 12 Mei.
Konser Orgel mempersembahkan lagu-lagu dari Johann Gottfried Walther: Concerto del Signore Vivaldi h-Moll, dari Franz Liszt: Ave Maria, dari Friedemann Johannes Wieland: Gedanken ueber M, dari Johann Sebastian Bach: Fantasia in g.
Setelah dari ibadah, aku melanjutkan perjalanan ke Halal Bi Halal Perkumpulan Masyarakat Indonesia di Jerman atau disingkat Masinjer.
Perkumpulan ini didirikan oleh Mbak Denina Boos, seorang Kompasianer juga. Mbak Denina adalah seorang Insinyur Tehnik Sipil yang sehari-hari bekerja di sebuah perusahaan kontraktor yang baru saja menyelesaikan proyek terowongan pada Mega proyek Stuttgart 21. Saat ini Mbak Denina sedang menangani proyek baru di Hamburg.
Masinjer adalah perkumpulan yang dibentuk sebagai sarana untuk menjembatani informasi dua arah, Jerman-Indonesia, serta mempererat tali silaturahmi sesama masyarakat Indonesia di Jerman. Masinjer aktif dengan diskusi-diskusi seputar birokrasi atau saling tukar informasi tentang kehidupan di Jerman bagi yang berencana, baru datang ataupun sudah lama tinggal di Jerman.
Perkumpulan ini juga aktif dengan pertemuan tahunan seperti Perayaan Hari Proklamasi, Ramadhan dan Natal. Selain itu, Masinjer juga memiliki grup-grup kecil yang cukup aktif seperti divisi IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi), Masinjer Menulis dan Deutsch-Ecke (kursus bahasa Jerman Online dengan pengajar-pengajar volunteer).
Senang sekali rasanya aku bisa bertemu dengan kawan-kawan yang berasal dari berbagai negara bagian di Jerman yang jauh-jauh datang untuk acara kebersamaan ini.
Halal Bi Halal kali ini tepatnya diadakan di Sport Verein RSV Ermingen. Dari pusat kota Ulm, aku menaiki tram ke arah Soeflingen kemudian berganti bis ke arah Ringverker.
Begitu memasuki halaman tempat acara, aku disambut oleh kicauan burung-burung di pohon-pohon yang daunnya sudah menghijau dan Mbak Elly Ott. Mbak Elly adalah salah satu panitia acara yang mengatur tempat acara, sebagai penghubung dengan pihak RSV (Rad Sport Verein) Ermingen atau klub bersepeda distrik Ermingen.
Sebelum acara berlangsung, dari sound system terdengar lagu-lagu nasional seperti "Indonesia Tanah Air Beta", tentu saja ini dimaksudkan agar anggota-anggota Masinjer meskipun sudah bermukim di Jerman, tapi tetap harus ingat dan punya kecintaan terhadapat tanah air.
Sangat istimewa bagiku karena lewat acara ini, aku bisa bertemu Mbak Hennie Oberst yang berkesempatan untuk hadir. Mbak Hennie adalah seorang Kompasianer peraih Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2023, yang semula aku kenal lewat tulisan-tulisan dan komentar-komentar kecil di laman Kompasiana saja. Aku mendapati Mbak Hennie secantik, sehangat dan seramah tulisan-tulisannya.
Acara Halal Bi Halal dibuka dengan kata sambutan oleh Mbak Denina lalu doa bersama oleh Mbak Fatima. Kemudian disusul oleh acara perkenalan Panitia Pelaksana. Mereka terlihat sangat cantik dan menarik berbalut gaun hijab yang aku tebak mereka beli di Turki bulan lalu saat Program Liburan Masinjer untuk mempelajari budaya dunia. Sayang sekali, pada liburan itu, aku tidak bisa turut serta karena masalah kesehatan yang belum memungkinkan untuk melakukan penerbangan.
Sebelum masuk pada acara makan siang bersama, kami dihibur dengan pertunjukan Tari Bali yang dibawakan oleh Mbak Ni Luh Sriartini salah satu penulis di devisi Masinjer Menulis.
Konsumsi disediakan secara Potluck ada apang, balapis Manado, susen, perkedel sayur, dsb. Oleh panitia disediakan 3 menu pilihan: lontong sayur, lontong ayam kalio, dan lontong ayam opor.
Sesudah perut terisi, acara dilanjutkan dengan acara kebersamaan, diisi dengan tarian masal: Poco-poco dan Goyang Maumere yang dipimpin oleh Inge Banobe, salah satu pengurus Masinjer yang selalu tampil ceria dalam menghidupkan suasana dan Romo Arnold Ndiwa dari NTT yang sedang melakukan tugas belajar di Jerman.
Tak ketinggalan acara ini juga diisi dengan acara karaoke, mulai dari lagu Qasidah, Lagu daerah, lagu nostalgia, misalnya dari Pance Pondaag yang sangat-sangat aku sesalkan karena muncul saat aku sudah mau pulang.Â
Aku dan Mbak Hennie pulang lebih awal supaya tidak terlalu malam sampai di Stuttgart. Kami berdua meninggalkan tempat acara diiringi lagu Pance "Walau Hati Menangis" yang dilantunkan oleh seorang pengajar Deutsche-Ecke, Valen.
Seturut program, acara ini akan ditutup pada pukul 8 malam dengan acara "Api Unggun" di halaman diiringi nyanyian dan tarian.Â
Begitulah kegiatanku di akhir pekan kemarin. Hati pulang dengan rasa bahagia karena meninggalkan kenangan manis yang berbekas di hati.
Salam hangat, mohon maaf lahir dan batin
Kernen im Remstal, 13 Mei 2024Â
Meike Juliana Matthes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H