Aku tetiba berhenti sejenak
Berdiri diam sesudah kelokan
Di tepi laman rumput hijau
Segar dibasahi embun semi
Warnamu menahanku 'tuk melintas
Jangan cepat-cepat berlalu
Kupandang di atas sana
Cakrawala biru tak bermega
Menghiasi langit pagi pukul sembilan
Menyinari dinding-dinding dingin gedung kota
Kau berdandan merah-muda
Memikatku di sisi taman
Kurasa hawa sejuk kini menggetarkan
Sepoi-sepoi berbisik akan rasa
Pernah terpatri di dalam dada
Ingin ku buang, tapi
Aroma manis dari kuncupmu
Menyanderaku tetap di sini
Aku tak kuasa untuk bertahan
Mengeja baris demi baris
Merangkai bait demi bait
Tiada berima, tapi tak mengapa
Kuncupmu tak malu-malu lagi untuk membuka
Menyihirku dalam gelisah
Kutenun kata lamat-lamat di ruang hati
Tak terucap dari bibirku
Kubiarkan desau angin menerbangkannya
Di antara dawai-dawai kelopakmu
Kamu sudah merekah
Maka kubiarkan diriku terlena
Tak  boleh lama-lama kureguk
Sesaat saja
Kunikmati rasa itu, walau
Hatiku berteriak, terhempas dalam tebing-tebing raga
Pada warna merah muda kembangmu
Pada sayup-sayup senandung suatu masa
Tanpa malu-malu, lembut, dan bergetar
Hatiku kubiarkan bicara
Benar! Kubiarkan
Aku bukan lagi sedang jatuh cinta
Tapi kelopak-mu merona melukis rasa
Tercipta di gang-gang hatiku
Terlalu cantik di bulan Maret
Merekah, merah-muda, wangi, semerbak
Aku bukan sedang jatuh cinta
Jangan menawanku di sini
Sudah hampir pukul sepuluh
Magnolia, kamu keterlaluan!
Stuttgart, 20 Maret 2024
Meike Juliana Matthes
(untuk wilayah Eropa, musim semi tahun ini jatuh pada tanggal 20 Maret)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H