"Dad, it is your daughter."
Betapa bangganya aku melihat perjuangan sahabatku ini. Â Saat dia lulus mendapat titel Doktornya, aku mengirimkan kejutan, bunga mawar dan sekotak coklat ke Ohio lewat Ekspedisi Fleurop.
Pagi ini, setelah bertahun-tahun lewat, aku mendapat kabar bahwa acara peneguhan guru besar atau professor yang diperolehnya sejak tahun 2020 akhirnya bisa dilaksanakan. Â Aku membuka kembali undangan yang dia kirimkan padaku, dengan kalimat penyerta.Â
"I wish you were here." Â
Di undangan itu tertulis "Sidang Senat Terbuka. Â Dalam Rangka Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Universitas Negeri Gorontalo." Â
Begitu ingin aku berada di sana, melihat sahabatku dikukuhkan menjadi guru besar, berada bersama orang-orang lain yang begitu mencintainya. Â Bersama sahabat-sahabat kami yang lain yang juga telah mengarungi hidup ini sejak kami masih remaja belia sampai di usia yang tidak terlalu muda lagi. Â Aku melihat mereka semua berpose di sampingmu. Â Ada guratan-guratan tipis yang kulihat membuat sahabat-sahabatku ini terlihat begitu cantik atas banyak hal, pahit-manis kehidupan yang sudah dilewati.
Mila, kamu sudah membuat kami bangga, keluargamu juga ayahmu yang meskipun saat ini dia tidak ada terlihat di sampingmu tapi dia akan selalu hidup di dalammu, lewat ajaran, didikan, dan nasehat-nasehatnya. Â Adalah juga doa terdapat di sana dari ibu dan ayah juga motivasi dari orang-orang yang begitu mencintaimu.Â
Semoga ada anak-anak muda di luar sana yang membaca tulisan ini, Â bisa mencontoh sahabatku, Karmila Machmud yang sekarang telah menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi di Universitas Negeri Gorontalo atas perjuangannya dari ketiadaan, dengan orang tua yang hidup sangat sederhana dengan ayahnya sebagai pegawai kecil perpustakaan dan ibunya yang berjualan nasi di pasar. Â Tapi hal itu tidak memupuskan semangat yang ada di dalam dada untuk menggapai impian. Perjuangannya menunjukan bahwa proses belajar bukanlah hal yang sulit dan tidak mungkin. Â Hari akan berganti sampai pada suatu saat jika tiba masanya, proses yang sudah dilewati itu akan berbuah manis.
Lihatlah alam semesta yang akan terlihat lebih segar setelah melewati hujan. Â Ada mendung dan hujan yang harus dilewati supaya akhirnya bisa melihat Pelangi. Â Laluilah hari-hari sambil menatap masa depan. Â Tiada yang tahu apa yang ada di depan tapi dengan berjuang dan mengaminkannya dalam hati dan lewat tindakan juga semangat juang maka tiadalah mimpi yang terlalu besar.
Seperti bagi Karmila Machmud, tiada mimpi yang terlalu besar dan Allah akan membukakan jalan bagi hamba-Nya yang memiliki niat-niat baik dan tak putus-putusnya berusaha.Â