Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dunia literasi, dan olahraga

Menghargai perbedaan dan tertarik akan keanekaragaman dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jerman, Sekolahnya Hampir Tidak Menggunakan Soal Pilihan Ganda

24 September 2023   02:18 Diperbarui: 1 Oktober 2023   09:45 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baden-Württemberg, Jerman (Dok. pribadi)

Tetapi apakah ini memang benar-benar telah selesai? Apakah ilmu yang ingin disampaikan sudah betul-betul masuk ke kepala siswa?!

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui indra. 

Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan (Slavin 2000).  

Sepertinya ada anggapan bahwa dengan soal pilihan ganda, otak manusia digunakan menjadi sekedar instrument yang "meragukan". Ini tidak cocok untuk pembelajaran.

Belajar juga merupakan pelatihan mental komprehensif dimana diatas segalanya keterampilan lingustik juga akan selalu dilatih. Kompetensi lisan dan tulisan yang merupakan dasar dari semua karya budaya.

Apalagi sejak 2 dekade terakhir ini, keadaan anak-anak dan remaja sudah begitu berkurang waktu mereka untuk bergaul atau berkomunikasi secara langsung karena peningkatan penggunaan alat-alat gadged.  

Cara berkomunikasi pun sering sekali dengan menggunakan singkatan-singkatan, jawaban-jawaban pendek atau emoji dengan maksud "yang penting maksudku sudah tersampaikan".  

Jika disekolah pun pertanyaan-pertanyaan yang digunakan adalah dalam bentuk pilihan maka hal ini tidak akan memberi banyak bantuan bagi perkembangan linguistik seorang anak/siswa.

Siswa diharapkan bukan hanya saja bisa menjawab pertanyaan, berbicara tetapi membaca dan merumuskannya dalam konsep yang baik. Lewat pertanyaan: Uraikan, Jelaskan, Mengapa, Bagaimana, Bandingkan, Simpulkan, dsb.

Siswa tidak dididik hanya untuk berpikir kemudian mencentang tetapi berpikir kemudian merumuskan. Bahasa adalah instrument yang dibutuhkan dalam berpikir tidak terbatas dalam potongan-potongan jawaban yang distandarkan  Ini adalah kunci dari kompetensi linguistik.

Di samping itu, pilihan ganda juga bisa membatasi daya berpikir anak karena mereka hanya memilih apa yang sudah disediakan. Hal ini bisa menghalangi kreativitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun