Jogja, pertama kali mendengar kata tersebut sudah tidak terasa asing lagi di telinga kita. Salah satu kota yang berada di daerah DIY ini yang sudah mulai mengalami kemacetan di beberapa titik ruas jalan. Kemacetan di Jogja pun sudah tidak mengenal waktu lagi. Dari pagi waktunya anak-anak berangkat kesekolah dan orang tua yang akan berangkat kekantor hingga malam waktunya orang pulang kantor. Meskipun weekend pun kawasan jalan di Kota Jogja malah semakin macet. Apalagi baru-baru ini di daerah kawasan Malioboro semakin malam semakin macet,hal tersebut dikarenakan banyak wisatawan yang datang ke Jogja dengan menggunakan bus besar,maklum saja Jogja saat ini memiliki kawasan wisata yang cukup menarik.
Jadi tak heran bila banyak anak-anak yang bersekolah diluar kota jogja banyak yang melakukan studytour ke kota pelajar ini. Daya tarik kota jogja pun tidak hanya dari tempat wisatanya saja,melainkan juga kulinernya. Kuliner dari kota Jogja ini banyak yang menarik para wisatawan dan rasanya tak kalah dengan makanan-makanan yang khas dari kota lain.Â
Banyak wisatawan yang berkunjung ke kota Jogja,tak lengkap rasanya bila tidak membicarakan soal penginapan. Tempat penginapan di Jogja sekarang ini bisa di jumpai di berbagai sudut jalan kota Jogja. Kemana pun pergi pasti pamflet-pamflet hotel sudah berjajar memenuhi pinggiran jalan ,hotel-hotel tersebut menawarkan berbagai macam harga ,dari harga yang standar hingga harga yang dapat menguras kantong.
Bisa di lihat sekarang,pembangunan hotel di kota pelajar ini sudah semakin marak saja,kawasan yang dulunya tempat perkampungan warga,sekarang sudah berganti dengan gedung-gedung tinggi,yang dulunya banyak sawah menghiasi pinggir jalan, sekarang sudah berganti dengan tempat-tempat keramaian .Sekarang banyak pengusaha-pengusaha yang berbondong-bondong membangun hotel di setiap kawasan Jogja,dari hotel yang bentuk bangunannya biasa-biasa saja hingga hotel yang bangunannya sangat mewah. Contohnya saja saat melewati kawasan jalan monjali, sudah dapat dijumpai banyak sekali hotel dikawasan tersebut.Â
Dengan pembangunan hotel yang semakin meraja lela seperti dikota jogja ini ,bisa di bayangkan bagaimana padatnya lalu lintas dikota ini. Bisa juga saat melewati jalan Monjali banyak spanduk-spanduk yang di buat oleh warga sekitar untuk menolak pembangunan-pembangunan hotel di wilayah tersebut. Sudah berbagai cara yang ditempuh warga untuk menghentikan kegiatan pembangunan hotel tersebut,contohnya berbicara dengan petinggi kampung mereka, tetapi suara mereka tidak di hiraukan oleh para orang-orang yang akan membangun hotel di wilayah tersebut.
Alasan warga dengan menolak pembangunan hotel tersebut tidak semata-mata tanpa alasan , mereka menolak pembangunan hotel tersebut di karenakan penduduk sekitaran wilayah situ memikirkan takut nanti aliran air yang ada di kampungnya akan terhambat bila hotel di bangun di wilayah tersebut dan takut bila kampung tersebut bertambah maceg lalu lintasnya, Jangankan hotel yang semakin meraja lela, tempat-tempat keramaian seperti mall juga sudah menghiasi sudut-sudut kota Jogja. Pembangunan mall dan hotel tidak melihat situasi dan kondisi sekitanya,asalkan tempatnya ramai dan dapat dengan mudah dilalui dengan transportasi apasaja, ya btinggal di bangun .
Dulunya hanya sedikit mall yang berada di Jogja,tapi sekarang bangunan-bangunan mall baru sudah bermunculan.Mall-mall baru dengan berbagai merk sekarang sudah mulai di bangun dengan bangunan yang menjulan tinggi. Belum selesai membangun satu mall, bangunan mall baru pun sudah muncul lagi. Pembangunan mall sekarang ini sudah dengan berbagai bentuk yang dapat memikat para masyarakat untuk mengunjungi mall tersebut.Â
Pembangunan mall dan hotel tersebut telah membuat lalu lintas di kota jogja ini semakin macet parah dan lalu lintas di jalan tidak kondusif. Terdakang masyarakat merindukan suasana kota Jogja yang dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H