Mohon tunggu...
meiga surya ningarum
meiga surya ningarum Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Mahasiswi UIN/ILMU KOMUNIKASI'15 Public Relation

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belum Jelasnya Nasib, Pegawai Trans Jogja Merana

4 Oktober 2015   16:54 Diperbarui: 4 Oktober 2015   17:30 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasib memang nasib,mungkin kata-kata itu yang cocok dikatakan untuk para pegawai Trans Jogja ,yang saat ini belum juga turun gajinya. Para pegawai yang berangan-angan bahwa gajinya akan turun sudah pupus saat mereka mengecek di atm bawha gajinya belum turun. Tepatnya pada hari Jumat (02/10) ada pemandangan yang tidak biasa di halaman kantor Trans Jogja, kantor Trans Jogja yang beralamat di Jalan Raya Jogja-Wonosari terlihat ramai, banyak pegawai yang memenuhi halaman kantor tersebut. Keramaian yang berada di halaman kantor tersebut dikarenakan pegawai Trans Jogja melakukan demo. Mereka berdemo karena memikirkan nasib mereka yang masih ambang.

Belum jelasnya nasib para pegawai Trans Jogja ini membuat para pegawai melakukan demo besar-besaran pada hari Jumat  tanggal 02 oktober 2015,lantara masalah yang di picu antara lain gaji yang turun di bulan ini yang hanya di bayar setengah dan tidak tepat pada waktunya, serta pengangkatan karyawan tetap dan tunjangan pegawai saat hari tua nanti. Demo yang dilakukan pegawai dengan tidak mengoperasikan semua armada bus trans jogja selama berjam-jam mulai pukul 05.00 pagi sampai pukul 07.00 ini membuat pihak kantor Trans Jogja diperkirakan rugi dengan nominal yang cukup fantastik.

Bus Trans Jogja sendiri mempunyai 74 armada bus.Untung saja para pegawai tidak melakukan demo yang anarkis seperti membakar ban atau merusak gedung kantor. Masa hanya membuat tulisan-tulisan yang ditempel di bus Trans Jogja dan di tempel di pintu gerbang kantor. Demo yang berlangsung dihalaman kantor Trans Jogja di pimpin oleh salah satu ketua paguyuban,yang anggotanya para pegawai Trans Jogja. Masa menuturkan "Mereka tidak akan membubarkan diri sebelum ada kejelasan dari pihak kantor sendiri."
Pegawai yang berdemo hanya meminta kejelasan bagaimana nasib mereka,mereka juga mempunyai keluarga yang harus di nafkahi. Saat beberapa jam kemudian salah satu staf kantor akhirnya keluar memberi kejelasan dan meminta salah satu perwakilan dari pegawai untuk masuk dan bernegosiasi.

Mereka hanya ingin tuntutan yang mereka ajukan segera dipenuhi seperti melunasi pembayaran gaji pegawai yang setengahnya lagi, tunjangan saat mereka tua nanti atau saat mereka pensiun, berhenti dari pekerjaannya dan yang terakhir pengangkatan karyawan adsorsing menjadi karyawan tetap. Pasalnya karyawan yang sudah bertahun-tahun lamanya bekerja tidak di angkat menjadi karyawan tetap. Masa akhirnya membubarkan diri saat salah satu pegawai keluar dari pintu kantor,apabila tuntutan para pegawai tidak segera di penuhi oleh pihak kantor,mereka akan melakukan demo yang lebih dahsyat lagi.

 

Para penjaga shalter Trans Jogja yang dtersebar di pos-pos tertentu tidak mengetahui sama sekali bila pegawai trans jogja melakukan demo besar-besaran dengan tidak mengoperasikan armada busnya. Bapak Andi salah satu pegawai penjaga shalter menuturkan bahwasanya "saya sendiri tidak tahu bila pegawai bus trans melaku kan demo,saya sudah standby di disini dari pukul setengah enam tadi,seharusnya pukul enam atau pukul enam kurang bus trans sudah mepet shelter atau sudah berada titik awal  pengoperasian bus." Belum lagi para penumpang bus trans yang juga merasakan dampak dari demo tersebut,diantaranya penumpang yang kesehariannya bekerja dengan menggunakan transportasi trans jogja . Salah satu dari penumpang tersebut ialah Ibu Yuni "saya sudah menunggu berjam-jam di dalam shelter tetapi bus trans jogja belum kelihatan, biasanya dengan jarak waktu 15 sampai 20 menit bus sudah sampai di shelter.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun