Mohon tunggu...
Meiga Artiawati Kadri
Meiga Artiawati Kadri Mohon Tunggu... Lainnya - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anggota Pasif dalam Suatu Organisasi

9 Maret 2022   09:57 Diperbarui: 9 Maret 2022   11:08 8752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Secara umum yang dimaksud dengan organisasi ialah tempat atau wadah yang dimana orang-orang dapat berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terpimpin dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya, sarana prasarana dan data-data yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan bersama dalam organisasi. Menurut Prajudi Atmosudidjo menyatakan bahwa organisasi merupakan struktur tata pembagian kerja dan tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu.

            Adapun tujuan dari suatu organisasi secara umum ialah untuk mencapai atau merealisasikan keinginan atau cita-cita bersama dari setiap anggota organisasi tersebut. Tujuan dari organisasi juga dapat membuat seseorang menjadi disiplin, kaya akan pengetahuan, lebih percaya diri, dapat menyelesaikan masalah, dan memiliki jiwa kepemimpinan.

Dari definisinya saja dapat kita ketahui bahwa organisasi membutuhkan sekolompok orang yang bekerjasama untuk menjalankan suatu progres atau kegiatan agar mekanisme organisasinya dapat berjalan dengan baik dan dari tujuannya memiliki banyak manfaat bagi pribadi seseorang yang berorganisasi sehingga tidak akan merugi orang yang berorganisasi. Namun masih banyak dijumpai pada suatu organisasi tidak berjalan dengan semestinya dikarenakan banyak anggota yang pasif sehingga progres kerja organisasinya lambat atau bahkan ditiadakan. Hal tersebut dapat mengganggu dan merugikan suatu struktur kerja organisasi bila tidak ditangani segera.

           Anggota pasif sendiri secara umum diartikan sebagai anggota yang tidak ingin terlibat atau hadir dalam suatu kegiatan atau progres organisasi dan dikatakan anggota pasif jika hanya aktif didalam grup obrolan daring tanpa menghadiri kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Hal ini banyak didapati dalam suatu organisasi bahkan kelompok.

          Dalam organisasi seorang pemimpin dan orang-orang yang berperan penting serta anggota pengurus lainnya wajib menyelesaikan masalah tersebut karena kemungkinan beberapa faktor yang menyebabkan anggota tersebut memilih untuk pasif saat dilaksanakan sebuah progres atau kegiatan dari perlakuan atau kurangnya komunikasi antar pengurus serta individu yang terlibat juga harus mau membicarakan masalahnya. Berikut beberapa faktor yang menyebabakan anggota menjadi pasif dan juga saran yang dapat meminimalisir hal itu terjadi antara lain:

  • Komunikasi

           Komunikasi merupakan hal yang penting didalam suatu organisasi karena dengan komunikasi antar anggota dapat menjalin hubungan pertemanan yang baik dan dapat mempererat tali persaudaraan. Hal tersebut juga dapat membuat seseorang menjadi lebih akrab dan menjadikan individu tersebut lebih terbuka sebab terdapat beberapa anggota yang senang diajak komunikasi walaupun hanya sekedar menanyakan kabar.

           Dengan berkomunikasi dapat menciptakan sebuah suasana yang lebih ramah dan nyaman karena anggota organisasi membutuhkan tempat nyaman untuk mengutarakan hal-hal yang ingin ia ceritakan dan dari komunikasi mungkin kita dapat mengenal karakter seseorang misalnya orang tersebut menjadi orang yang periang saat ada sesuatu yang ia sukai dan menjadi orang yang pendiam jika sedang banyak tugas ataupun masalah. Jika anggota merasa nyaman karena mempunyai teman berkomunikasi di dalam suatu organisasi, maka kemungkinan besar hal itu dapat meminimalisir anggota yang pasif dan juga dapat diketahui kendala-kendala apa saja yang menyebabkan mereka memilih untuk menjadi pasif.

  • Lingkungan

           Sebelum masuk ke suatu organisasi terlebih dahulu kita melihat bagaimana lingkungannya apakah sesuai dengan kenyamanan kita bagi orang yang susah beradaptasi tehadap lingkungan baru dan untuk seseorang yang mudah dalam beradaptasi mungkin tidak terlalu memedulikan lingkungan organisasinya tetapi lebih mengutamakan kesesuaian minatnya.

           Terdapat juga seseorang yang terlebih dahulu membutuhkan dorongan atau dukungan dari lingkungannya agar dapat siap berorganisasi. Oleh karena itu lingkungan merupakan hal yang penting dalam membuat anggota menjadi lebih aktif saat dilaksanakannya suatu progres atau kegiatan organisasi.

  • Kepemimpinan yang kurang efektif

           Maksud dari kepemimpinan yang kurang efektif adalah jika seorang pemimpin mengambil keputusan namun hasil keputusan tersebut tidak merata pembagiannya, misalnya ia menitikberatkan semua pekerjaan pada anggotanya sehingga para anggotanya berfikir untuk menjadi pasif.

          Kepemimpinan yang kurang efektif juga terjadi jika pemimpin tidak dapat berkomunikasi dengan baik kepada anggotanya dan tidak dapat menggerakkan anggotanya. Hal tersebut menjadi pemicu anggotanya memilih pasif dari kepungurusan organisasi. Oleh karena itu saran saya sebagai pemimpin harus dapat memiliki jiwa kepemimpinan yang bertanggungjawab atas anggotanya.

  • Personal atau pribadi

Faktor personal atau pribadi ialah faktor yang paling banyak membuat anggota menjadi pasif dikarenakan setiap individu memiliki karakter, sifat, dan pola pikir yang berbeda. Terdapat beberapa macam masalah yang menjadi pemicu anggota memilih untuk pasif yakni:

  • Keras kepala atau egois

            Sifat keras kepala memang tidak dapat diubah secara instant, maka dari itu saran dari saya diperlukan adanya seseorang yang menjadi penengah atau seseorang yang dekat dengan individu tersebut untuk memberikan pengertian atau teguran bahwa saat berorganisasi penting untuk meminimalisir keras kepala atau egonya agar individu tersebut dapat memperbaiki dirinya dan tidak memilih untuk menjadi anggota pasif.

  • Perbedaan pendapat

Perbedaan pendapat memang sering terjadi saat sedang berdiskusi ataupun saat rapat, namun hal tersebut dapat menyebabkan anggota yang merasa gagasan atau pendapatnya kurang dihargai akan memilih untuk pasif dalam kegiatan itu. Oleh karena itu saran saya pada saat dilakukan rapat atau diskusi jika ada pendapat yang diutarakan maka harus dihargai setiap pendapat yang disampaikan atau yang diutarakan agar individu tersebut merasa bahwa pendapatnya tetap didengarkan dan dihargai.

  • Masalah antar individu

Masalah antar individu yang dimaksud jika terjadi kesenggangan antar keduanya karena terdapat masalah pribadi yang tidak memiliki hubungan dengan organisasi namun keduanya membawa masalah tersebut kedalam organisasi yang dapat menimbulkan masalah baru di organisasi misalnya salah satu individu tersebut memilih pasif karena tidak ingin bertemu ataupun berkomunikasi dengan individu lainnya. Saran saya hal tersebut harus segera diselesaikan dengan meminta keduanya untuk menceritakan masalah mereka agar dapat diberikan solusi dan juga seharusnya mereka lebih profesional lagi untuk membedakan mana masalah pribadi dan mana masalah organisasi.

            Faktor-faktor yang menyebabakan terjadinya konflik atau masalah sehingga anggota menjadi pasif karena adanya perasaan tidak enak antar anggota, terjadinya ketegangan antara individu maupun kelompok yang dapat menghambat komunikasi, dan dapat menghalangi kerjasama antar individu. Hal-hal tersebut memicu penurunan kerjasama suatu organisasi yang disebabakan kurangnya anggota aktif akibat dari konflik-konflik tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan solusi untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut.

           Seperti yang dikatakan pepatah bahwa pemecahan suatu masalah bukan berarti menghilangkan masalah atau konfliknya, melainkan menjadikannya sebagai pembelajaran agar terus bergerak maju dan mengalir bersama konflik tersebut. Terdapat 6 tipe untuk melakukan pengolahan masalah yang dapat dipilih dalam menanganinya yakni:

  • Avoiding merupakan suatu tipe yang cenderung untuk menghindari terjadinya masalah yang sensitif sehingga tidak menimbulkan masalah terbuka.
  • Accomodating merupakan tipe yang menyelesaikan masalah dengan mengumpulkan dan mengakomodasi pendapat-pendapat dari pihak-pihak yang terlibat dalam masalah tersebut dan kemudian akan dicarikan jalan keluarnya dengan mengutamakan kepentingan pihak lain atas dasar masukan yang diperoleh.
  • Compromising merupakan tipe yang menyelesaikan masalah dengan cara melakukan negoisasi terhadap pihak-pihak yang terlibat sehingga menghasilkan solusi atas konflik yang sama-sama memuaskan (lose-lose solution).
  • Competing merupakan tipe yang menyelesaikan masalah dengan bersaing untuk memenangkan masalah dan ada pihak yang harus dikorbankan demi kepentingan pihak lain yang lebih kuat (win-lose solution).
  • Collaborating merupakan tipe yang menyelesaikan masalah dengan membuat kedua pihak untuk bekerja sama dalam menyelesaikan persoalan dengan tetap menghargai kepentingan pihak lain (win-win solution).
  • Conglomeration merupakan tipe yang menyelesaikan masalah dengan menggunakan dengan cara menggabungkan kelima tipe tersebut secara bersama-sama.

           Dari keenam tipe untuk menangani suatu masalah, menurut pandangan saya tipe yang paling cocok untuk permasalahan anggota yang pasif yakni tipe dua dan tipe lima, karena kebanyakan alasan anggota menjadi pasif disebabkan oleh kurangnya komunikasi antar anggota kepengurusan dan ketua dalam berorganisasi serta ketidaknyamanan anggota dalam ruang lingkupnya akibat orang yang berada disekitarnya maupun lingkungannya. Maka dari itu tipe dua dan tipe lima adalah penanganan masalah yang cocok untuk anggota pasif. Sebenarnya pemilihan tipe pengelolahan masalah tergantung presepsi, kepribadian dan kemampuan dari setiap individu tersebut.

          Solusi yang dapat saya berikan untuk mengatasi dan meminimalisir terjadinya permasalahan terkait anggota yang memilih menjadi pasif yaitu pertama setiap anggota harus lebih terbuka dengan anggota lainnya agar konflik yang ada tidak berlarut-larut lebih lama dan dapat diselesaikan dengan baik, kedua melakukan komunikasi dengan lancar agar dapat menghindari kesalahpahaman antar anggota dalam suatu organisasi dan juga lebih memudahkan untuk menyelesaikan masalah yang timbul, ketiga akomodasi yakni upaya untuk menyelesaikan suatu masalah dalam keadaan yang lebih kondusif atau keadaan tenang dan mendukung, keempat menyelesaikan setiap masalah yang timbul sampai tuntas, dan kelima setiap anggota harus mengendalikan egonya atau sifat keras kepalanya saat sedang berada dalam suatu kelompok atau sedang berdiskusi sebab salah satu pemicu konflik ialah kurangnya kesadaran diri dari tiap anggota.

        Kesimpulan yang dapat  diambil yakni anggota menjadi pasif dapat disebabkan oleh beberapa faktor, oleh sebab itu semua anggota dalam suatu organisasi serta ruang lingkupnya harus dapat menciptakan suasana yang nyaman untuk dirinya maupun untuk orang lain dan jika ada masalah yang timbul segeralah tangani untuk mencari jalan keluarnya karena tidak semua masalah dapat merugikan organisasi bila dikendalikan dan dicarikan solusi bersama dengan cepat agar nantinya  berujung pada keuntungan organisasi itu sendiri karena dapat mempererat solidaritas dari suatu organisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun