Mohon tunggu...
Meidy Ardelia
Meidy Ardelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Tadris IPS

Seorang mahasiswa semester 3 program studi Pendidikan IPS, Fakultas Taribyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Memiliki hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Konsep Diri, Moral, Nilai, Sikap, dan Kreativitas dalam Proses Pembelajaran

7 November 2024   20:58 Diperbarui: 7 November 2024   21:09 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan psikologis dalam hal konsep diri, moral, nilai, sikap, dan kreativitas sangat penting dalam proses belajar-mengajar, karena aspek-aspek ini menentukan cara peserta didik memandang diri, berinteraksi dengan orang lain, mengambil keputusan, dan mengekspresikan ide. Seiring perkembangan, anak dan remaja membentuk pemahaman diri serta menyesuaikan diri terhadap standar sosial dan etika. Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai perkembangan masing-masing aspek ini:

Konsep diri adalah gambaran individu tentang dirinya sendiri yang melibatkan keyakinan, sikap, serta perasaan mengenai kemampuan, penampilan, dan identitas diri. Konsep diri terbentuk dan berkembang melalui interaksi sosial, pengaruh lingkungan, serta refleksi dari berbagai pengalaman hidup. Pada anak dan remaja, konsep diri berperan penting dalam menentukan rasa percaya diri, aspirasi, dan prestasi.

- Pembentukan Konsep Diri melalui Interaksi Sosial 

Saat dilahirkan, manusia tidak memiliki konsep diri. Konsep ini mulai terbentuk ketika anak mulai berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sosialnya. Melalui interaksi dengan orang tua, teman, dan guru, seorang anak mendapatkan umpan balik yang akan membentuk pandangan tentang dirinya. Umpan balik positif dapat memperkuat konsep diri positif, sementara umpan balik negatif atau kritikan yang berlebihan dapat menurunkan konsep diri anak.

  • Perkembangan Moral

Perkembangan moral adalah proses di mana seseorang membentuk pemahaman tentang apa yang dianggap benar atau salah dalam konteks nilai-nilai sosial dan etika. Teori perkembangan moral dari psikolog Lawrence Kohlberg menyebutkan bahwa perkembangan moral berlangsung melalui beberapa tahapan, dari kepatuhan terhadap aturan yang ditentukan oleh otoritas hingga kemampuan untuk mempertimbangkan prinsip-prinsip moral universal.

- Tahapan Perkembangan Moral Menurut Kohlberg 

Perkembangan moral berlangsung dari tahapan pra-konvensional, konvensional, hingga pasca-konvensional. Di tahap pra-konvensional, anak-anak cenderung patuh pada aturan untuk menghindari hukuman atau memperoleh imbalan. Di tahap konvensional, remaja mulai mempertimbangkan norma sosial dan hubungan interpersonal. Sementara di tahap pasca-konvensional, individu mampu memahami dan menghormati hak-hak universal serta keadilan yang berlaku.

Nilai adalah prinsip atau standar yang dianggap penting oleh individu atau kelompok, sedangkan sikap adalah kecenderungan untuk merespons suatu objek atau situasi secara positif atau negatif berdasarkan nilai yang diyakini. Sikap adalah refleksi dari nilai-nilai yang tertanam dalam diri individu.

- Pembentukan Sikap melalui Pendidikan 

Pendidikan memainkan peran besar dalam membentuk sikap. Guru dapat mengajarkan siswa untuk memiliki sikap positif terhadap pembelajaran dengan menumbuhkan rasa ingin tahu dan menghargai proses belajar. Sikap positif terhadap belajar memungkinkan siswa lebih terbuka terhadap tantangan dan lebih termotivasi untuk meraih prestasi.

  • Perkembangan Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru atau solusi inovatif terhadap masalah. Kreativitas penting dalam pendidikan karena mendorong siswa berpikir di luar kebiasaan dan membantu mereka menemukan cara unik untuk menyelesaikan tugas atau masalah yang diberikan.

- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas 

Kreativitas dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung kebebasan berekspresi, adanya tantangan, dan dukungan dari keluarga serta guru. Guru dapat mendorong kreativitas siswa dengan memberikan kebebasan dalam berpikir, menyediakan aktivitas yang menantang, serta mendukung dan mengapresiasi setiap gagasan yang diungkapkan oleh siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun