Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Fana dan Perpisahan

7 Februari 2022   17:38 Diperbarui: 7 Februari 2022   17:42 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua tahu. Manusia fana. Tetapi meskipun semua tahu tentang kefanaan, siapa yang takkan bersedih ketika memandang mereka yang kita cintai terbaring kaku, tanpa nafas, tanpa suara, tanpa sepatah kata?

Semua sadar. Hidup hanya sementara. Tetapi semua tak berdaya ketika kesementaraan itu mencapai garis akhir. Mencapai sebuah titik yang memisahkan. Dan kita tak bisa menyalahkan perjumpaan.

Semua tahu. Tentang kuasa terhadap kehidupan. Bahwa nafas hidup adalah milikNya. Dari antara milyaran benih-benih. Kitalah yang mendapat hembusan nafas Sang Pencipta. 

Semua tahu itu semua. Tapi kita tak bisa menahan isak tangis. Biarlah. Biarlah air mata membasahi bumi. Supaya bumi tahu kita masih manusia yang punya cinta, dan merindukan momen-momen kebersamaan dengan mereka yang kita cintai. 

Semua tak kuasa melawan pengaturan Sang Maha Kuasa. Lalu, dengan apakah kita akan mampu tersenyum menghadapi perpisahan? 

Syukurilah hari-hari kemarin. Syukurilah perjumpaan itu. Bukankah perjumpaan itu penuh cinta, karya dan makna? Syukurilah, karena sesungguhnya hidup adalah cinta kasih, karya dan makna.

====

(Untuk para sahabat yang hari ini merasa kehilangan, berpisah dengan orang dikasihi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun