Terpenjara di antara sekat-sekat bisu. Bait-bait sepi terpaku di relung beku. Hari lama berganti. Jarum jam berputar lambat. Detik dan detik malas berkejaran. Menit dan menit mengalun dalam irama sangat lambat. Tempo larghissimo.Â
Sementara irama denyut jantung semakin lama semakin mendekati prestissimo. Detak kencang dikejar auman ketakutan. Sang corona menusuk tubuh. Di luar sana, satu demi satu manusia meninggalkan fana kehidupan.
Bait-bait doa menaiki tangga sorga. Asa kepada daulat Sang Khalik. Bukankah jam kehidupan adalah kuasaNya? Dan, segenggam tarikan napas adalah milikNya?Â
Lalu...
Pintu pagar sekat sepi diketuk. Saran dan doa mengalun dari ruang gadget. Linimasa mengidungkan gita semangat. Aneka paket makanan, minuman, dan vitamin datang menemani sepi di sekat bisu.Â
Kini tiada lagi bait-bait sepi. Jarum jam berdetak harmoni. Tempo riang gembira. Lembaran partitur lagu berjudul "Isolasi Mandiri" dipenuhi dengan syair tentang: syukur, semangat, kepedulian, cinta kasih dan persaudaraan.Â
Hanya kidung terimakasih pada para malaikat zaman pandemi. Utusan Sang Khalik di bumi pandemi. Teruslah gaungkan gita tentang cinta kasih dan kebajikan. Sehat-sehatlah selalu.Â
***
Bunga Bakung Homestay, 100821
Note:
- Larghissimo
Tempo lagu sangat-sangat lambat, hampir seperti mendengung. - Prestissimo
Tempo lagu yang sangat-sangat cepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H