Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja, Air, dan Api

12 Juni 2021   21:26 Diperbarui: 12 Juni 2021   21:41 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa senja selalu dirindukan?
Padahal, dia menenggelamkan sang fajar,
sehingga engkau berselimut malam  
Padahal, senja hanya memberi sedikit waktu,
kepada dirimu untuk mencumbunya 

Mengapa air selalu dicintai?
Padahal, dia menghanyutkan rasa,
yang sedang bertumbuh di lautan asa
Padahal, air menggoncang bahtera,
dengan gelombang tiada rasa 

Mengapa api selalu dipuja?
Padahal, api mengamuk membakar hutan,
sehingga kita sesak hampir kehilangan napas
Padahal, api membakar harta,
dan kepada kita tersisa asap, debu dan bara

Mengapa mereka selalu dirindukan?
Padahal rindu itu hampir membunuhmu
Mengapa mereka selalu dicinta
Padahal cinta itu telah memeras tangis
Mengapa mereka selalu dipuja
Padahal puja-puji telah membuat terlena 

Mengapa senja, mengapa air, mengapa api,
Senja, selalu dan selalu berdiri di antara siang dan malam
Air, selalu dan selalu mengalir dari hulu ke muara hati
Api, selalu dan selalu membakar semangat
Mereka adalah selalu yang selalu

Mereka selalu, selalu dan selalu
komitmen dan konsisten
bisa dibaca apa adanya
menjadi berita tanpa dusta
yang dirindu, dicinta, dipuja!

Adalah sebuah konsistensi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun