Mengapa senja selalu dirindukan?
Padahal, dia menenggelamkan sang fajar,
sehingga engkau berselimut malam Â
Padahal, senja hanya memberi sedikit waktu,
kepada dirimu untuk mencumbunyaÂ
Mengapa air selalu dicintai?
Padahal, dia menghanyutkan rasa,
yang sedang bertumbuh di lautan asa
Padahal, air menggoncang bahtera,
dengan gelombang tiada rasaÂ
Mengapa api selalu dipuja?
Padahal, api mengamuk membakar hutan,
sehingga kita sesak hampir kehilangan napas
Padahal, api membakar harta,
dan kepada kita tersisa asap, debu dan bara
Mengapa mereka selalu dirindukan?
Padahal rindu itu hampir membunuhmu
Mengapa mereka selalu dicinta
Padahal cinta itu telah memeras tangis
Mengapa mereka selalu dipuja
Padahal puja-puji telah membuat terlenaÂ
Mengapa senja, mengapa air, mengapa api,
Senja, selalu dan selalu berdiri di antara siang dan malam
Air, selalu dan selalu mengalir dari hulu ke muara hati
Api, selalu dan selalu membakar semangat
Mereka adalah selalu yang selalu
Mereka selalu, selalu dan selalu
komitmen dan konsisten
bisa dibaca apa adanya
menjadi berita tanpa dusta
yang dirindu, dicinta, dipuja!
Adalah sebuah konsistensi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H