Paskah...
Katanya, adalah bunga-bunga kemenangan, setelah jalan-jalan derita  dan samsara. Setelah jejak-jejak darah dan air mata.Â
Paskah...
Katanya, adalah bunga-bunga cinta kasih. Mekar bersama pengorbanan di bawah terik matahari. Merasakan derita sesama. Berbagi kasih, meringankan beban, dan mekar bersama.Â
Paskah...
Katanya, adalah pembebasan dari belenggu-belenggu samsara. Jejak=jejak kedamaian. Dan insan mensyukurinya dengan kidung sukacita.
Paskah...Â
Begitu seharusnya aku maknai. Tetapi semua hanya asa. Hanya bunga-bunga yang mekar di bibir. Â Hanya seremoni-seremoni di panggung kepalsuan. Hanya ritual-ritual yang berlalu tanpa bekas.
Aku hanyalah mahluk bermahkota ego. Aku hanyalah kuasa yang membelenggu. Aku jauh dari asa Sang Paskah. Aku, telur paskah yang busuk tiada guna.
Ijinkan aku menggugat paskahku!