Kami hanyalah manusia biasa
yang jauh dari langit kesempurnaan
Kami hanyalah manusia biasa
yang memikul perkara luar biasaÂ
Kami bukan penguasa negeri
yang gambarnya dicoblos di bilik suara
Kami hanyalah pengatur bilik demokrasi
yang melayani rakyat memilih penguasa negeri
Kami bukan manusia setengah dewa
yang punya kuasa lebih dari biasa
Kami hanyalah manusia biasa
yang berusaha terhindar dari pengaruh kuasaÂ
Kami bukan juga dewa-dewi
yang menuntut sembah dan sesajian
Kami hanyalah manusia biasa
yang melayani daulat rakyat berintegritas
Kami bukan robot yang dicumbu remote,
yang melangkah tanpa hati dan rasio
Kami tetaplah manusia biasa
yang melangkah menjaga keadilan dengan nuraniÂ
Kami bukan Tuhan, yang harus kau sembah
Kami hanyalah manusia biasa
yang  dipilih Sang Khalik,
yang menjaga suara rakyat, suara TuhanÂ
Kami bukan Tuhan, Sang Maha Sempurna
Kami hanyalah manusia jauh dari sempurna
yang mengawal kemurnian demokrasi,
yang mengawal sepenuh hati, sepenuh waktu
Jika kami khilaf, adakah maaf untuk kami?
Ah, kami hanyalah manusia biasaÂ
penjaga integritas suara rakyatÂ
penjaga kemurnian suara Tuhan
***
Manado, 220121, sehari setelah penetapan paslon Gub-Wagub Terpilih.
Ditulis untuk para pejuang demokrasi, penyelenggara Pemilu-Pilkada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H