Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Diantara Dua Lukisan Sang Alam

16 Januari 2021   18:51 Diperbarui: 16 Januari 2021   19:05 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesungguhnya alam adalah sahabat. Kita sama-sama adalah lukisan Sang Khalik. 

Mentari megah bersinar, rembulan yang tersenyum teduh tenang, bintang yang genit berkedip. Rintik-rintik air dari langit,  angin sepoi-sepoi,  hutan hijau, padi yang menguning, hingga telaga warna. Semuanya adalah lukisan anugerah. 

Tetapi, di ruang dan waktu tertentu, sang alam berubah menjadi musuh. 

Angin mengamuk, laut bergelora, butiran tanah dan bebatuan saling berpelukan bergelinding menerpa gubuk, hujan berkah yang menjadi banjir, hingga gunung yang muntahkan api dan batu. Pertanda alam sedang melukis bencana. 

Kita berada di antara dua lukisan sang alam. Anugerah dan bencana. Sahabat dan musuh. 

Tak ada pilihan lain, selain menjadi sahabat sang alam dan Sang Penguasa Jagad Raya. Lalu, kita melukis indahnya anugerah dalam harmoni.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun