Maka berkelilinglah si Keter di seputaran hutan, melewati jalan yang biasanya. Mendekati perangkap yang dipasang oleh manusia pemburu, si Leos yang mengikuti si Keter dari belakang, mengingatkan lagi, kali ini dengan menatap tajam si Keter. Namun, sekali lagi si Keter tak menghiraukannya, dan dia terus berjalan, bahkan makin cepat.
Akhirnya, saat kakinya melangkah. Bruuuk! Masuklah si Keter kedalam perangkap yang telah dipasang oleh para pemburu bayaran. Si Keter masuk perangkap. Dia meronta sambil meraung. Seluruh kekuatannya digunakan untuk melepaskan diri.Â
Namun, si Keter kali ini tak berdaya. Perangkap besi yang kokoh sudah dirancang untuk mampu melumpuhkan kekuatan si Keter. Â Akhirnya si keter meminta pertolongan si Leos. Namun si Leos hanya menatapnya dengan wajah murung sambil menitikan air mata.Â
Tak lama berselang, datanglah helikopter mengangkat si Keter yang telah terkurung dalam kurungan perangkap. Helikopter itu terbang membawa  si Keter yang tak berdaya. Tiba-tiba helikopter itu terhenti di udara. Apa yang terjadi?Â
Sayap si Leos yang kekar membungkus helikopter tersebut, menahannya dan merusak baling-baling dan mesin helikopter, sehingga helikopter itu tak bisa terbang lagi. Si Leos kemudian membawa helikopter ke daratan dan membebaskan si Keter.Â
Si Keter akhirnya mendatangi si Leos, memeluknya dan meminta maaf. Â Tetiba, pelukan si Keter melemah, tangan kanannya memegang mahkota, dikenakkannya di kepala si Leos. Â Tangan kirinya memegang sebuah pedang yang berlumur darah. Rupanya, si Keter telah menancapkan pedang tersebut ke tubuhnya karena tak mampu menahan malu.Â
Si Keter mati dan Si Leos dinobatkan menjadi pemimpin, meskipun dia tak bermaksud merampas kekuasaan si Keter. Â Dalam keraguannya, tiba-tiba Cahaya dari langit menyinari si Leos dan mahkotanya semakin bercahaya. Terdengar suara dari langit: "Kepadamulah aku berkenan, kenakanlah mahkota itu dan berkuasalah dengan bijaksana."
***
Pesan Moral:Â
1. Kekuatan fisik, keperkasaan, kekuasaan dan kemenangan jangan membuat kita sombong dan kehilangan kebijaksanaan sehingga tak mendengarkan nasehat sahabat atau orang-orang yang tulus menasehati kita. Hal itu akan membawa kita pada kekalahan dan kehancuran.