Namaku Takhta, tercipta dari Sang Langit yang berlimpah daulat dan kuasa
Kata orang, Aku adalah mahluk cantik nan seksi yang menjadi rebutan politisiÂ
Namaku Takhta, malam ini aku menangis, karena janji tak kunjung lunas
Mereka hanya mengucap seribu diksi rayuan, yang lenyap ketika mahkotaku direbutÂ
Namaku Takhta, malam ini aku merindu, kepada sebuah cinta sejati yang berakar di hati
Cinta yang kan membawaku kesudut negeri meresapi nyanyian pilu insan-insan terpinggirkan Â
Namaku Takhta, esok pagi aku berharap, mentari kan terbit bersama cinta
Supaya aku kan bercinta
bersama keadilan,
bersama kebenaran,
bersama kejujuran,
bersama kesetaraan,
bersama kemakmuran dan
bersama damai sejahteraÂ
Karena,
untuk keadilan aku terlahir
demi kebenaran aku tercipta
kepada kejujuran aku mengabdi
dengan kesetaraan aku bersahabat
untuk kemakmuran aku memerintah
dalam damai dan sejahtera aku mencintaÂ
Begitulah sesungguhnya,
karena namaku Takhta, yang tercipta dari Sang Langit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H