November bulan kepahlawanan, sebut saja begitu. Sebab Hari Pahlawan hadir di hari kesepuluh bulan November.  Tak ada salahnya bagi pegiat literasi, termasuk para Kompasianer untuk bertanya:  Siapa yang Layak Diberi Gelar "Pahlawan Nasional Inspirasi Menulis" ?
Sebelum menjawab pertanyaan sebagaimana judul di atas, saya hendak mengurai sedikit saja tentang dua frasa dalam pertanyaan judul tersebut, yaitu: pahlawan nasional dan  inspirasi menulis.
Tentang Pahlawan Nasional
Kita hanya mengenal istilah "Pahlawan Nasional" tanpa embel-embel frasa "inspirasi menulis" setelah farsa "Pahlawan Nasional". Â Baru-baru ini kita ketambahan 6 tokoh yang diberikan gelar Pahlawan Nasional. Mereka adalah:
- Sultan Baabulah - Tokoh dari Provinsi Maluku Utara
- Machmud Singgirei Rumagesan Raja Sekar - Tokoh dari Provinsi Papua Barat.
-Â Jenderal Polisi Purnawirawan Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo - Tokoh dari Provinsi DKI Jakarta.
- Arnold Mononutu - Tokoh dari Provinsi Sulawesi Utara
- Mr Sultan Muhammad Amin Nasution - Tokoh dari Provinsi Sumatera Utara
-Â Raden Mattaher Bin Pangeran Kusen bin Adi - Tokoh dari Provinsi Jambi.
Pahlawan Nasional Inspirasi Menulis, mungkin tidak ada dalam nomenklatur resmi pemerintah republik ini. Gelar penghargaan tersebut, sebut saja hanya merupakan impian, khayalan, harapan dan opini penulis kepada sesuatu atau seseorang yang berjasa dalam menstimulus sebuah gerakan literasi massa melalui karya tulis menulis.Â
Seberapa penting penghargaan terhadap jasa dan pengorbanan atau inovasi dalam menginspirasi orang untuk menulis? Sangat sangat penting, menurut penulis. Tak cukup mengulas sejuta bukti arti penting sebuah tulisan dan kemampuan menginspirasi seorang penulis untuk melahirkan tulisan.
Tentang inspirasi menulisÂ
Sejak registrasi sebagai Kompasianer di bulan Januari 2020, hingga sebelum tulisan ini diupload, saya baru bisa menulis 303 konten di Kompasiana. Satu diantara 303 konten tersebut adalah tentang rumus inspirasi menulis: IM = 5 x M. Tulisan tersebut merupakan 1 dari hanya 2 tulisan saya yang diberi label "Artikel Utama". Â Silahkan simak di link berikut:Â
                 Baca: Buntu Mau Nulis Apa? Perhatikan Rumusnya: 5 x M
Namun, pada kesempatan ini saya ingin meng-upgrade rumus inspirasi tersebut dengan menambahkan M yang lainnya yaitu: Media Menulis. Kekuatan media dalam merangsang seorang untuk menulis menjadi sangat penting, selain faktor-faktor dalam diri si penulis.Â
Tentang Siapa Pahlawan Nasional Insiprasi Menulis ?
Lau, siapa Pahlawan Nasional Inspirasi Menulis? Jawabnya adalah Kompasiana.Â
Ups, Kompasiana? Bukankah pahlawan itu manusia yang berjasa dan umumnya sudah almarhum? Hmm, bagi saya pahlawan bukan saja manusia, tapi karya dari manusia yang menunjukan jasa bagi sebuah kebaikan melalui pengorbanannya. Lagipula, di Kompasiana ada sejuta inspirasi ketika kita membaca konten-konten yang dihasilkan para Kompasianer.
Lalu, apa alasan substansial sehingga Kompasiana disebut sebagai Pahlawan Nasional Inspirasi Menulis ?
Pertama, Kompasiana telah berjuang sejak lama menginspirasi dan menyiapkan wadah bagi setiap inspirasi menulis yang tersemai di Indonesia bahkan di luar negeri. Kompasiana adalah sebuah platform blog dan publikasi online yang dikembangkan oleh Kompas Cyber Media sejak 22 Oktober 2008.Â
Dalam 12 tahun eksistensinya, tidak sedikit pengorbanan yang  diberikan. Bahkan di suatu saat hampir "mati" menurut penuturan salah satu founding fathernya, Pepih Nugraha dalam catatannya: Apa Makna "Lifetime Achievement" Kompasiana Buat Saya?
Kedua, Kompasiana punya bukti sebuah pencapaian tentang kuantitas mereka yang terhisap dalam panggung etalase literasi yang penuh inspirasi bagi Indononesia bahkan dunia.Â
Dalam catatan kompasiana.com, per Desember 2017, tercatat ada 355.000 orang yang registrasi dan mendapat predikat sebagai Kompasianer. Total konten hingga Desember 2017 ada 1.500.000 konten dengan rata-rata 300 artikel per hari ! Kuantitas Kompasianer dan jumlah konten tersebut, dipastikan telah bertambah saat ini dan menjadi sebuah kekayaan inspirasi bagi Indonesia!
Tentang pengalaman penulis dengan sang Pahlawan
Saya berkenalan dengan Kompasiana, 25 Januari 2012. Saat itu usia Kompasiana baru 3 tahun 3 bulan.  Namun, Kompasiana sempat terlupakan selama kurang lebih 8 tahun. Pandemi Covid-19 dengan kewajiban Work From Home, membawa saya pada "cinta lama yang bersemi kembali" Februari 2020. Saya menuliskan kisah itu dalam artikel berjudul Maafkan Aku Sayang, Cinta Lamaku Bersemi Kembali. Â
Dalam perjumpaan kembali tersebut, saya menemukan wajah baru Kompasiana yang benar-benar sangat menstimulus gairah menulis. Buktinya, Konten 8 tahun di Kompasiana, kalah banyak dari karya 17 hari di bulan April.Â
Kekuatan inspirasi Kompasiana menurut hemat saya adalah terletak pada apa yang saya sebut bahwa Kompasiana merupakan Citizens Writing Game. Yah game menulis publik.  Ada tiga alasan sebagaimana saya tulis dalam konten: 3 Indikator Kompasiana sebagai "Citizen Writing Game"
Pertama, adanya sistem poin. Setiap tulisan para Kompasianer otomatis mendapatkan poin dengan 5 indikator penilaian yaitu: pos artikel, page view konten, pilihan, komentar konten dan rating.Â
Kedua, adanya sistem level atau kelas. Sebagaimana game-game lainnya, Kompasiana menyediakan ruang berpacu untuk beralih level dan mencapai level tertinggi. Level-level tersebut adalah: Debutan, Junior, Taruna,  Penjelajah, fanatik, Senior dan Maestro.
Ketiga, adanya reward melalui K-reward.
Dengan menjadi game menulis warga, maka setiap Kompasianer  terpacu meraih level tertinggi, yang adalah sebuah kepuasan tersendiri.
Akhir KataÂ
Terimakasih kepada Kompasiana dan juga para Kompasianer telah menjadi Pahlawan Nasional Inspirasi Menulis, bagi diriku dan menjadi inspirasi bagi negeri ini. Saya kutipkan lagi ungkapan hati saya dalam sebuah konten di Kompasiana untuk menutup perjumpaan kita:
Andai aku punya kuasa,Â
kan ku perintahkan para pejabat negeriÂ
untuk saban hari wajib berkunjung ke sebuah negeri virtual,
sebuah dunia penuh inspirasi bernama negeri Kompasiana
Karena disana ada beribu Kompasianer produktif,Â
yang saban hari dengan tulus tanpa gajiÂ
'kan memberi berjuta inspirasi
dan solusi terhadap problema negeri
Kawanku Kompasianer, teruslah menulis dan menginspirasi
Untukku, untukmu dan untuk Indonesia, di sini, di rumah kita:Â
Kompasiana, inspirasi Indonesia !
(MYT, Kepada Kawanku Kompasianer, 27 April 2020)
Salam inspirasi ...
-----------
***Tanjung Batu, Rike _ Kota Manado, 131120
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H