Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Istana yang Sepi Ditinggal Penghuninya

6 Oktober 2020   07:30 Diperbarui: 6 Oktober 2020   07:51 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepi. Istana sepi. Penghuninya ke mana?
Sepi. Hanya singgasana kosong yang berdebu. Ke mana penghuninya?
Sepi. Mahkota emas ditinggal sepi. Di mana Sang Raja?
Sepi. Hanya penjaga menjaga sunyi. Singgasana kiani tanpa Sang Takhta

Sementara itu, di seberang sana...

Di ujung kota ada keramaian. Gubuk usang dimakan api
Di ujung lorong ada keributan. Manusia lapar berebut sembako
Di sudut kampung ada tangisan. Bocah kecil mencari kuota
Di sudut kamar ada rintihan. Insan kesakitan merindu dokter 

Rumput kering menanti ajal. Akar rumput bernapas sesak
Dasar lautan mulai berkecamuk. Arus bawah tersakiti
Kolong jembatan hancur perlahan. Bocah lapar mengunyah beton
Dasar hati kosong melompong. Ditinggal pergi cinta kasih 

Penghuni istana ada di mana?
Oh ternyata, dia ada di setiap lorong sengsara
Dia menangis di gubuk derita
Dia mencinta kepada yang hina  

Membaca denyut akar rumput
Menyelam ke dasar lautan, mencumbu arus bawah
Memberi sentuhan di kolong jembatan
Mengisi hati yang merindu cinta

Istana sepi ditinggal penghuninya,
biarlah sepi demi sebuah cinta
Sebuah syair kerinduan
kepada kuasa yang tulus mencinta...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun