Sepi. Istana sepi. Penghuninya ke mana?
Sepi. Hanya singgasana kosong yang berdebu. Ke mana penghuninya?
Sepi. Mahkota emas ditinggal sepi. Di mana Sang Raja?
Sepi. Hanya penjaga menjaga sunyi. Singgasana kiani tanpa Sang Takhta
Sementara itu, di seberang sana...
Di ujung kota ada keramaian. Gubuk usang dimakan api
Di ujung lorong ada keributan. Manusia lapar berebut sembako
Di sudut kampung ada tangisan. Bocah kecil mencari kuota
Di sudut kamar ada rintihan. Insan kesakitan merindu dokterÂ
Rumput kering menanti ajal. Akar rumput bernapas sesak
Dasar lautan mulai berkecamuk. Arus bawah tersakiti
Kolong jembatan hancur perlahan. Bocah lapar mengunyah beton
Dasar hati kosong melompong. Ditinggal pergi cinta kasihÂ
Penghuni istana ada di mana?
Oh ternyata, dia ada di setiap lorong sengsara
Dia menangis di gubuk derita
Dia mencinta kepada yang hina Â
Membaca denyut akar rumput
Menyelam ke dasar lautan, mencumbu arus bawah
Memberi sentuhan di kolong jembatan
Mengisi hati yang merindu cinta
Istana sepi ditinggal penghuninya,
biarlah sepi demi sebuah cinta
Sebuah syair kerinduan
kepada kuasa yang tulus mencinta...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H