Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gereja Tua dan Tubuh-tubuh yang Terkapar

30 September 2020   07:22 Diperbarui: 30 September 2020   07:27 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku melihat sebuah gedung tua di sudut kota
Renta takberdaya
Rapuh tanpa mahkota  
Hanya ada sepotong senyum
dan sisa-sisa keagungan
Gereja tua tak mampu bersolek,
hanya mampu berdiri
menatap hiruk pikuk kota
Jantung berdetak kencang
saban buldoser angkuh lewat  

Di sudut jalanan
tubuh-tubuh terkapar
Lapar
Lesu
Luka
Lara
Menanti detik-detik penghabisan
Mereka tak mengenal gereja tua itu
Pun gedung-gedung sakral lainnya
Mungkin mereka atheis 

Tuan besar lewat tanpa menatap
Mobil mewah hampir mencabut nyawa
Tubuh-tubuh tak berdaya
Hanya mampu berharap
dan tetap terkapar
Lapar
Lesu
Luka
Lara 

Lalu, aku melihat
manusia renta, tertatih bertopang tongkat
mendekati tubuh-tubuh yang terkapar  
Mulut tua dan ompong mengucap kata
Wajah renta tengadah ke langit
Sesuap nasi
Segelas air
Setitik harap
Seberkas cahaya
Membangkitkan tubuh-tubuh yang terkapar itu
Meskipun...... mereka tak saling mengenal 

Gereja tua keluar dari ketenangan masa tuanya
Dia kukuh pada panggilannya
Sebab kepada dunia dia mengada
Kepada gelap dia bercahaya
Kepada tubuh-tubuh terkapar tak dikenal dia mencinta
dan membuktikan cinta sejati itu memang buta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun