Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Penguji Bernama Corona dan Hikmat Para Demos dan Kratos

24 September 2020   07:19 Diperbarui: 24 September 2020   07:23 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang panik, ada yang tenang, ada yang cuek, ada yang takut, ada yang minta ditunda, ada yang memilih lanjut
Ketika Sang Corona mendarat di pangkalan negeri yang sedang berpesta
Pesta para Demos dan Kratos. Pesta Demokrasi, mereka menyebutnya 

"Pesta ditunda?" Tanya para Demos yang dirundung takut dan duka

"Salus populi suprema lex esto. Keselamatan para demos adalah hukum tertinggi. Pesta kita tunda!" Jawab para Kratos. 

Pesta pun ditunda, sambil para Kratos berunding menentukan langkah menghadang serangan sang Corona. 

"Pesta kita lanjutkan! Sang pengganggu itu cukup dilawan dengan perisai masker, bersihkan tanganmu, jaga jarak kita. Mari masuk normal baru," Ungkp para Demos sambil mengetuk palu keputusan dan menabug genderang perang melawan sang Corona.

Pesta lanjutan dengan dandanan baru. Terus melangkah setahap demi setahap. Tanpa jabat tangan, tanpa dansa, tanpa pelukan. 

"Stop !" teriak sebagian demos, meminta pesta berhenti. 

"Pesta tetap kita lanjutkan. Kita hanya perlu irama konsistensi, tarian kebersamaan dan tata aturan pesta kita tegakkan!" Tegas para Kratos penguasa negeri itu. 

Kawan, negeri Kita ada dalam ujian
Sang Penguji bernama Corona datang menguji
Demos dan Kratos tak perlu panik
Hanya butuh hikmat
Dalam berpikir
Ketika mengetuk palu
Dalam memutus rantai
Dalam hidup di normal baru 

Mari berpesta dengan gaya baru
Tak perlu berkerumun, mari berpesta di dunia maya
Mari berpesta dengan dandanan baru
Mana Maskermu ???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun