Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Matematika Kehidupan

21 Agustus 2020   18:35 Diperbarui: 21 Agustus 2020   18:31 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
||"mathematics of life" ||teepublic.com|| 

Pada mulanya kosong, lalu semua tentang penambahan, sejak seorang bayi mungil terlahir menyapa dunia dengan tangisan pertamanya, 

bertambahlah usia
bertambahlah tinggi
bertambahlah berat 

Kemudian kita menikmati perkalian dalam dinamika hidup, yang positif dan negatif berkali-kali menghiasi hidup

sedih dan duka  sekian kali,
kalah-menang berulang kali,
jatuh dan bangun berkali-kali

Di suatu saat, sang waktu menggiring kita dalam dunia pembagian, yah dunia tentang pengorbanan untuk berbagi 

Membagi waktu
Membagi berkat
Membagi cinta  

Pada akhirnya, meskipun umur tetap bertambah, kita akan berdiri pada titik pengurangan menuju penghabisan. Titik nol!

berkuranglah daya ingat
berkuranglah pendengaran
berkuranglah penghlihatan 

Hingga pada akhirnya kita tiada berdaya, terbaring kaku tak mampu menambah, mengurang, mengali atau berbagi lagi
Kita tiada !

Kau senang dengan
penambahan? atau,
pengurangan? atau,
perkalian? atau,
pembagian?

Entahlah, namun seorang raja yang pernah kukenal berkata: 

"ajarlah kami menghitung hari-hari kami, agar kami beroleh hati yang bijaksana."

Anakku, bijaksanalah dengan matematika kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun