Hamparan padi di sawah,
indah bagaikan permadani
Dulunya hijau kini menguning,
musim panen pun tiba
Saat tiba terik mentari,
sang padi rela nikmati panas menyiksa
Lalu, ikhlas diterjang gerigi gilingan
Biji-biji beras mengisi lumbung negeri, Â
pun mengisi perut keronconganÂ
Sebuah gambaran suka duka rakyat,
para pemilik demokrasi
Di atas hamparan padi Â
Indah membentang langit
dengan corak rupawan
Terkadang membujur pelangi nan indah
Langit biru putih,
berpadu merah, kuning, hijau
Namun terkadang,
hitam mendung menyelimuti
Hujan dan panas
silih berganti jatuh dari langitÂ
Sebuah gambaran singgasana kekuasaan,
warna-warni untuk negeri
Padi dan langit
Di bawah dan di atas
Rakyat dan penguasa
Berpadu indah di negeri demokrasiÂ
Padi merindu kepada sang langit
Duhai langit, jatuhkanlah hujan-panas
silih berganti di waktu yang tepat
Duhai langit, jangan jatuhkan tikus-tikus, Â
yang akan menggerogoti kami
Duhai langit, jangan curahkan hama dan serangga, Â
yang akan menyiksa kami
Duhai langit, Â jang biarkan sang angin meniup virus, Â
yang membunuh kami perlahan namun pasti
Supaya ketika musim panen tiba,
Kami akan memberimu beras
Dan kita akan makan nasi bersama
Sehidangan di pesta demokrasiÂ
Sebuah harap akan indahnya
demokrasi padi dan langitÂ
Dari, oleh dan untuk rakyatÂ
Demokrasi untuk sebuah sejahtera hidupÂ
Bahwa kekuasaan ada untuk sejahtera rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H