Lihat, burung-burung kepakan sayap, gagah terbang bebas di angkasa
Tak ada keraguan, Â terbang tinggi melintas di ruang tanpa batasÂ
Asa dan cita hanya sejauh kepakan sayap, terbang bebas adalah jawabanÂ
Tak ada kekuatiran, meskipun bulu sayap tercabik ataupun patah
Ah, katanya, manusia mahluk termulia, tapi mengapa aku dan kau tiada bersayap ?
Andai kita punya sayap, kita bisa terbang bebas, hingga ke ujung bumi
Sambil menyantap dengan bebas, memangsa dengan bebas,
berkuasa dengan bebas, segala hasrat terpuaskan tanpa batasÂ
Puas?
Sepertinya tidak!
Puas hanyalah tulisan belaka dalam kamus manusia
Sayap nyata hanya mengantarmu terbang ke neraka
Dengan tiada sayap saja, kau sudah bebas terbang ke negeri nafsuÂ
Jangan kau bandingkan dirimu dengan burung yang terbang gagah dengan sayapnya
Tetaplah terbang menggapai cita yang kau gantungkan setinggi langit!
Sesungguhnya sayapmu itu ada, tersembunyi di langit sana dan tersamar di sekelilingmu
Terbanglah bebas dalam batas yang terbatas
Terbanglah tinggi dalam kerendahan hati
Terbanglah gapai cita dan juga cinta
Terbanglah terus meski angin menggerus tubuhmu yang fanaÂ
Biarkan lututmu mencium tanah, dan bibirmu mengungkap keluh, diiringi nada rintik air mata,
dalam hening yang teduh, hingga angin datang menerbangkan keluhmu menuju ke langit sana
Lalu,
Sayap Yang Tersembunyi menerbangkanmu menggapai asa melebihi kuasa para raja
Sayap Yang Tersembunyi mengangkat bebanmu yang berat dalam ribut perang sekalipun Â
Sayap Yang Tersembunyi menggendongmu menuju negeri kekekalan, negeri mulia!Â
Tak seperti sayap burung-burung yang hanya bisa terbang di udara ...
Sayapnya yang nyata tiada kuasa dihadapan Sayap Yang Tersembunyi