Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dicari: Pemimpin Berintegritas dan Memiliki Komitmen!

23 Juni 2020   22:51 Diperbarui: 23 Juni 2020   23:00 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selama 19 abad, Gereja telah mengajarkan kepada dunia agar mereka percaya kepada injil. Tetapi pada saat ini, di abad 20, dunia meminta kepada gereja agar mempertanggungjawabkan otoritas dan haknya untuk didengar. Dunia menuntut suatu penyelidikan yang teliti  terhadap pimpinan Gereja, nilai dan standard mereka, gaya hidup dan kebijakan keuangan mereka"
-Warren W. Weirsbe dalam  "The Integrity Crisis"

Catatan usang Warren W. Weirsbe di atas  hendak menyampaikan pesan bahwa dunia kita mengalami apa yang disebut sebagai "krisis integritas". Persoalan krisis identitas dewasa ini menjadi masalah besar dalam dinamika kehidupan manusia. Sangat sulit mencari orang yang  jujur, setia, tulus hati dan bertanggung jawab.  

Kasus tindak pidana korupsi yang melanda beberapa pemimpin publik dalam beberapa tahun belakangan, mengisyaratkan hal tersebut. Bahwa kita butuh mencari pemimpin berintegritas dan berkomitemen.

Sekalipun sulit mencari orang yang berintegritas sekaligus berkomitmen, bukan berarti dua hal tersebut tidak dibutuhkan lagi. Justru muncul semacam paradoks, semakin sulit untuk dicari namun integritas dan komitmen semakin dibutuhkan.  Karenanya berbahagialah mereka yang punya integritas dan komimen, berbahagialah mereka yang mau memilikinya.

"Hasil penelitian tahun 1995 di Amerika, salah satu ciri khas pemimpin yang sangat dikagumi adalah pemimpin yang jujur (memiliki integritas) dan bahkan menempati urutan teratas dibandingkan dengan ciri-ciri lainnya seperti visioner, memberikan inspirasi, cakap, berpikiran adil, mau memberi dukungan, cerdas dan sebagainya" (Brian Caroll dalam Kouznes and Posner, "Leadership Chalenge")

Arti Integritas

Integritas (integrity) berasal dari kata integrare (Latin) yang berarti: to make whole atau kurang lebih punya arti: membuatnya utuh atau menyatu. Kamus Besar Bahasa Indonesia,mengartikan integritas sebagai keterpaduan, kebulatan, keutuhan, jujur dan dapat dipercaya. 

Ini berarti bahwa orang yang memiliki integritas adalah orang yang memiliki keutuhan yakni satunya kata dan tindakan, jujur dan dapat dipercaya. 

Dapat dikatakan juga, sebagai nilai moral, integritas adalah seseorang yang sama baik di dalam maupun diluarnya. Tidak berbeda antara yang diucapkan dan yang dikerjakannya. Tidak ada penyimpangan antara yang dikatakan dengan yang dilakukan. Hidup dan gaya hidupnya adalah seperti sebuah buku yang terbuka yang dapat dibaca oleh semua orang

Arti Komitmen

Menurut KBBI, komitmen berarti perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Arti lainnya adalah kontrak.  Agar sesuatu itu betul-betul dilakukan maka harus ada keterikatan atau tekad untuk melakukannya.

Beberapa pengertian Komitmen lainnya adalah:
"satunya kata dengan tindakan"
"bukanlah sekedar mencoba tetapi melakukan"
"Usaha untuk merobah 'barangkali' menjadi suatu kepastian"
"mendahulukan orang lain tanpa keraguan"
"membagikan kabar baik yang telah dimiliki dan dinikmati kepada orang lain"
"Kesediaan berkorban demi kepentingan yang lebih besar"

Dimana Tempat Membentuk Pemimpin Berintegritas dan Berkomitmen 

Pemimpin berintegritas dan memiliki komitmen yang tinggi atau pemimpin yang bertanggung jawab, tidak dilahirkan melainkan dibentuk. Siapa yang membentuk? 

Pembentukan karakter integritas dan komitmen dipengaruhi oleh faktor lingkungan eksternal. Apa saja faktor lingkungan di luar diri manusia? 

Faktor lingkungan eksternal yang pertama dan paling dekat adalah lingkungan keluarga.  Dalam keluarga, yang paling berperan memengaruhi karakter anak adalah orang tua.  Pendidikan dalam keluarga baik melalui nasehat maupun melalui keteladanan akan sangat memengaruhi karakter anak. 

Ada faktor eksternal lainnya seperti tetangga, teman bermain, pendidikan formal, sistem sosial termasuk agama, kultur masyarakat dan arus informasi yang dapat memengaruhi perkembangan karakter berintegritas dan berkomitmen tinggi. Pengaruh-pengaruh eksternalitas tersebut bisa positif ataupun negatif.

Namun demikian, apabila faktor pendidikan dalam keluarga sebagai "ring satu" atau "lingkaran terdekat" sudah sangat kuat fondasinya, maka pengaruh negatif dari lingkungan eksternal lainnya bisa ditepis.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan faktor eksternal pertama yang akan sangat berperan dalam membangun karakter berintegritas dan dibarengi dengan komitmen yang tinggi.

Salam...

========

Sebagian isi artikel ini, pernah tayang di blog saya: www.pikir.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun