Pemimpin juga akan berfungsi menjadi problem solver atau memfasilitasi proses penemuan akan cara penyelesaian masalah secara bersama-sama, termasuk mengelolah konflik antar anggota.
2. Anggota tim
Anggota tim, seyogyanya menyadari posisinya dan tidak boleh menang sendiri. Ego harus dikendalikan.
Selain itu, anggota tim harus mampu membangun komunikasi yang konstruktif dengan sesama anggota dan pimpinan. Â Komunikasi konstruktif harus dalam konteks saling memahami karakter dan kemampuan masing-masing anggota tim.
Anggota tim yang tentu saja lebih dari 1 (satu) orang, jelas memiliki latar belakang serta kemampuan yang berbeda-beda. Namun sebagai bagian dari satu tim, perbedaan-perbedaan tersebut perlu dikelolah secara konstruktif dengan mengembangkan kesadaran kerjasama tim, dibarengi saling memahami dan pelepasan egoisme di antara sesama anggota.
Jika komunikasi dan manajemen perbedaan tidak terjadi, maka siap-siaplah menyaksikan konflik yang tak terkendali dan akan menghancurkan eksistensi team work.
So, benahi kepemimpinan dan bangunlah kesadaran bersama sebagai sebuah tim dengan target bersama, mencetak "goal"Â atau tujuan organisasi.
Tidak ada tempat untuk egosentrisme dan one person show dalam sebuah tim. Yang ada hanyalah komunikasi dan kerjasama mencapai tujuan bersama.
Selamat membentuk tim kerja yang kuat.
(Konten ini telah tayang di blog saya: www.pikir.net)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H