Kebuntuan menulis karena ketiadaan inspirasi, padahal inspirasi itu ada disekitar kita
Menulis itu memang gampang-gampang susah. Apalagi, tulisan atau karya tulis juga beranekaragam bentuknya. Ada karya tulis ilmiah dan non-ilmiah. Ada fiksi dan non-fiksi. Ada berita (news), yang juga terbagi dari beragam jenis.
Kalau tulisan di Kompasiana.com dalam amatan saya juga beragam, mulai dari fiksi dan non-fiksi. Populer non-ilmiah hingga ilmiah populer. Kita tak akan membahas detil hal-hal itu disini.
Kesempatan ini saya hanya mau share berdasarkan pengalaman saya, ada 5 hal yang bisa menjadi sumber tulisan atau sumber inspirasi untuk menulis.Â
Kita sebagai penulis perlu mengetahui 5 hal ini, sehingga paling kurang bisa makin mengeksplorasi hal-hal tersebut sebagai inspirasi untuk menulis. Oh ya, masih ragu disebut penulis? boleh baca di sini untuk pengertiannya.Â
Ok, langsung saja ke pokok pembahasan kita. Apa saja 5 hal yang bisa mengilhami kita atau menginspirasi kita untuk menulis? Karena semuanya berawal dari huruf M maka saya namakan "Rumus Inspirasi Menulis; 5 x M". Berikut ulasannya.
1. M1Â = Membaca termasuk melihat
Membaca memang merupakan faktor utama dan tidak bisa dipisahkan dari menulis. Masih ingat masa kanak-kanak kita? Ketika kita mulai belajar menulis aksara dan angka?Â
Kita disodorkan bacaan di papan tulis atau di buku bacaan terlebih dahulu, contoh huruf A, a, B, b, C, c dan seterusnya. Saya dulunya tak suka puisi, tapi ketika membaca puisi orang lain saya mengerti yang dimaksud puisi seperti apa, akhirnya mulailah saya menulis puisi.Â
Lain lagi untuk karya tulis ilmiah, memang wajib kita harus membaca teori-teori dan mengadopsinya dalam bab tentang kajian pustaka.
Apa saja bahan bacaan yang menjadi sumber inspirasi penulisan? Selain membaca buku atau literatur offline atau hardcopy lainnya seperti koran, jurnal, majalah, dan lain-lain.
Bahan bacaan saat ini terhampar luas di dunia maya atau dunia dalam jaringan (daring) atau online/virtual, termasuk Kompasiana.com, media warga terbesar di Indonesia, inspirasi Indonesia!
Contoh tulisan (puisi) saya yang diinspirasi oleh hasil pembacaan terhadap puisi teman, kemudian saya tulis sebagai puisi balasan adalah "Pesta Kami, Duka Sang Raja", yang merupakan balasan terhadap puisi seorang teman yang berjudul "Pesta". Saya mengambil sudut pandang dan pemaknaan lain tentang pesta.
2. M2Â = Mendengar
Penulis yang baik adalah pendengar yang setia. Ini biasanya berlaku bagi jurnalis dan juga untuk siswa/mahasiswa serta konselor. Namun bagi saya menjadi pendengar yang setia dan mendapatkan ispirasi menulis dari apa yang kita dengar berlaku untuk semua pelaku penulisan.Â
Mendengar apa? Pokoknya semua yang kita dengar mulai dari berita, cerita, pidato, ceramah, lagu, hingga bunyi desiran angin malam dan ciutan burung.Â
Ah pas setelah saya mengetik kata 'burung', terdengar suara cecak: "ck,ck, ck" , saya tuliskan saja disini. Hehehe, suara interupsi yang menginspirasi.Â
Contoh paling simpel dan umum kita temui terkait tulisan karena mendengar adalah ketika seorang pemilik akun facebook mendengar berita radio atau cerita tetangga, kemudian menulis status di wall Facebook.Â
Oh ya, status di Facebook dan sosial media lainnya, adalah juga tulisan/karya tulis. Tapi, hati-hati lho menuliskan sesuatu yang kita dengar dan baca, harus diverifikasi dulu baik kebenaran, kegunaaan dan kemanfaatannya supaya kita tak terjebak dalam literasi negatif berwujud: hoax, hate speech, mis-informasi. Hal ini sempat saya bahas dengan teman-teman pegiat literasi, yang tulisannya bisa diklik disini.
3. M3Â = MengalamiÂ
Saya teringat waktu duduk di bangku SD, usai liburan, Guru Bahasa Indonesia kami selalu meminta kami para murid untuk menulis karangan dengan tema "pengalaman saat liburan". Jadilah tulisan pertama saya yang bersifat karangan adalah dimasa SD.Â
Pengalaman apapun bisa menjadi tulisan. Pengalaman menyenangkan, menyedihkan, memalukan hingga yang membuat orang tertawa terbahak-bahak.Â
Minggu yang lalu, dalam kebuntuan mau menulis apa, saya mendapatkan inspirasi dari pengalaman menulis di masa Pandemi bersama Kompasiana.Â
Pengalaman menulis di Kompasiana.com sejak 2012 saya tulis dengan gaya "semi cerpen" dalam tulisan "Maafkan Aku Sayang, Cinta Lamaku Bersemi Kembali". Tulisan ini, sempat membuat istriku yang mulai gemar nonton drama Korea, sedikit shock. Jika berkenan membaca, silahkan klik disini.
4. M4Â = Merasakan atau Perasaan
Disaat tertentu, kita dalam kesendirian, tanpa buku, tanpa suara, dan kita merasakan situasi sepi. Maka terinspirasilah kita untuk menulis puisi: "Sepi Tanpamu", atau judul tulisan yang lain.
Perasaan kita, apapun itu, tangkaplah secara positif dan luapkan dalam tulisan yang bermanfaat. Rasa sedih, rasa marah, rasa lucu, semuanya adalah inspirasi menulis.
Daripada kita menuangkan dalam bahasa lisan yang penuh emosi, lebih baik tahan saja dulu emosimu, minum air putih, tarik napas panjang, ambil pena dan buku tulis atau gadget, duduk tenang dan curhat-kan rasamu dalam tulisan. Ini contoh tulisan curpras (curahan perasaan) saya disuatu saat jelang pergantian hari dan saya memilih diam.
5. M5Â = Memikirkan atau Pikiran
Berpikir sudah tentu adalah bagian dari proses menulis. Tetapi diluar proses menulis, seringkali disaat kita berdiam diri dan memikirkan sesuatu, kemudian tiba-tiba kita punya ide, opini, gagasan, rencana terhadap sesuatu yang kita pikirkan.Â
Tulislah idemu itu di secarik kertas atau di hape kamu, sekalipun belum saat itu kamu merangkai kata dalam bentuk tulisan utuh. Kita punya keterbatasan lho, salah satunya gampang lupa. Menulis adalah strategi melawan lupa! Tuliskan apa yang kamu pikirkan dan pikirkan apa yang kamu tuliskan.Â
Jika dia datang, tinggal tergantung niat dan motivasi kita, mau menuliskan inspirasi dari '5 x M' tersebut atau tidak. Menulis itu, pada akhirnya adalah pilihan. Tapi saya sarankan menulislah terus sampai kita tal bisa menulis lagi!
Semoga bermanfaat dan menginspirasi. Lebih kurangnya mohon maaf, saya hanya merumuskan dan menuliskan berdasar apa yang saya alami.
Salam literasi...
Salam inspirasi untuk Indonesia...
#MenulisItuAsyik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H