Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Merayakan 50 Tahun Hari Bumi dengan Kesunyian

21 April 2020   23:12 Diperbarui: 22 April 2020   17:52 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto 1 | edf.montgomery.nj.us

Foto 3 | fssd.com
Foto 3 | fssd.com
Upaya dan aksi dalam rangka pencegahan transmisi antar manusia yang membuat bumi sepi sebenarnya memberikan dampak pada upaya pengendalian perubahan iklim dan pemanasan global. 

Kendaraan pribadi banyak yang parkir, dan di beberapa tempat pembatasan kendaraan diberlakukan serta efek dari pembatasan aktivitas sekolah dan perkantoran, menurunkan emis gas rumah kaca ke atmosfir bumi. 

Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dampak dari Efek Rumah Kaca (ERK) yang sebenarnya adalah proses alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua makhluk di bumi. 

Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. 

Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer (Gas Rumah Kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Semua proses itu lah yang disebut Efek Rumah Kaca.

ERK merupakan fenomena yang sama dengan yang bisa kita temui saat membiarkan mobil kita diparkir dalam keadaan panas terik dan kaca mobil tertutup rapat. 

Foto 4 | nasa.gov
Foto 4 | nasa.gov
Kita pasti akan merasakan panas yang hebat dalam ruang mobil kita, karena sisa panas yang masuk ke dalam mobil tak dapat dipantulkan keluar sebab tertahan lapisan kaca.

Hari ke- 11 PSBB di Jakarta dalam catatan AirVisual sebagaimana dilansir oto.detik.com menyebabkan Air Quality Index (AQI) menurun, namun Jakarta masih berada di peringkat 4 Kota dengan udara tidak sehat di dunia. Hal ini tentu saja perlu menjadi catatan kedepan. (Baca: PSBB Hari ke-11, AirVisual: Udara Jakarta Masuk 5 Kota Tidak Sehat di Dunia).

Hal lainnya, terkait "kesunyian bumi" di hari bumi adalah meningkatnya aktivitas online/virtual.  Work From Home membuat para pimpinan dan staf tak banyak berurusan dengan kertas, sehingga aktivitas pemerintahan maupun swasta di bulan WFH ini benar-benar menerapkan paperless, pengurangan penggunaan kertas sebagai upaya menjaga keseimbangan bumi kita.

Ah, semoga sekalipun bumi sepi dari aktivitas penghuninya dan sepi dari polusi dan over eksploitasi, di saat kita memperingati Hari Bumi, kedepannya pasca pandemi, kita berharap bumi akan sepi dari kejahatan lingkungan dan aksi tak ramah terhadap lingkungan. Hingga akhirnya bumi kita akan lestari dan kita bebas menari di bumi kita, rumah besar kita....

Selamat Hari Bumi... #DiRumahAja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun