Sadarkah Anda, bahwa setiap individu itu berbeda-beda?
Setiap individu mempunyai latar belakang, minat, kebutuhan, dan kemampuan yang berbeda-beda, begitu juga dengan peserta didik. Selama ini peserta didik merasa seperti terpaksa untuk menguasai satu hal yang sama, namun padahal dalam satu kelas yang biasanya terdiri dari 25-30 peserta didik masing-masing dari mereka mempunyai latar belakang, minat, kebutuhan, dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga terkadang peserta didik merasa tertekan dan kehilangan motivasi dalam belajar. Pendidikan yang efektif merupakan suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk bisa belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mempertimbangkan keberagaman peserta didik supaya dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan setiap peserta didik.
Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik kita harus bisa mengetahui kebutuhan setiap peserta didik sebelum kita ingin menerapkan proses belajar mengajar. Perbedaan-perbedaan inilah yang disebut dengan berdiferensiasi. Lalu, apakah pembelajaran berdiferensiasi itu?
Menurut penjelasan Faid (2022), menyatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu upaya untuk menyesuaikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan didalam kelas dengan memenuhi kebutuhan belajar unik setiap individu pada peserta didik. Penyesuaian yang dimaksud yaitu seperti yang terkait dengan minat, profil belajar, dan kesiapan peserta didik sehingga tercapai peningkatan hasil belajar. Pembelajaran berdiferensiasi menggunakan berbagai pendekatan dalam konten, proses, dan produk.
Pembelajaran berdiferensiasi tidak dapat berdiri sendiri, oleh karena itu terdapat teori yang mendukung, diantaranya sebagai berikut:
- Teori Ekologi, teori yang menekankan pada pengaruh lingkungan dalam perkembangan setiap individu, dimana perkembangan peserta didik merupakan hasil interaksi antara alam sekitar dengan peserta didik tersebut.
- Teori Multiple Intelligences, teori yang mengatakan bahwa tidak ada manusia yang tidak cerdas, paradigma ini menentang teori dikotomi cerdas atau tidak cerdas.
- Teori Zone Of Proximale Development (ZPD), teori yang menjelaskan tentang jarak tingkat perkembangan aktual anak dengan tingkat perkembangan potensial sebagai cara anak memecahkan masalah dengan individu maupun dengan temannya.
- Teori Learning Modalitas, teori ini merujuk kepada gaya atau tipe belajar peserta, ada yang gaya belajarnya visual, audio, dan kinestetik.
Ciri-ciri pembelajaran berdiferensiasi, ada empat yaitu sebagai berikut:
- Berfokus pada konsep dan prinsip pokok materi pelajaran
- Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar peserta didik diakomodasi ke dalam kurikulum.
- Ada pengelompokkan peserta didik secara fleksibel.
- Peserta didik menjadi penjelajah aktif.
Tujuan pembelajaran berdiferensiasi, ada lima yaitu sebagai berikut:
- Untuk mendukung seluruh peserta didik dalam upaya kegiatan pembelajaran.
- Untuk meningkatkan prestasi dan motivasi belajar peserta didik.
- Untuk menjalin hubungan yang baik antara pendidik dan peserta didik.
- Untuk membantu peserta didik dalam mewujudkan pribadi pembelajar yang mandiri.
- Peserta didik mampu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Contoh-contoh keberagaman peserta didik di dalam kelas, yaitu sebagai berikut:
- Keberagaman Agama Peserta Didik: Di kelas pastinya setiap peserta didik mempunyai keberagaman kepercayaan, seperti ada yang beragama Islam, Katolik, Hindu, Budha, dan lain sebagainya.
- Keberagaman Sifat atau Kepribadian Peserta Didik: Setiap peserta didik pastinya mempunyai sifat atau kepribadian yang berbeda-beda dengan peserta didik lainnya, dimana kepribadian inilah yang akan menjadi ciri khas dari peserta didik.
- Keberagaman Minat dan Keterampilan Peserta Didik: Setiap peserta didik pastinya juga mempunyai minat dan keterampilan yang berbeda-beda, antara lain adanya peserta didik yang terampil dalam bernyanyi dan menari atau ahli di bidang seni, ada juga yang menyukai pembelajaran yang berhubungan dengan angka-angka (berhitung), ada juga yang menyukai pembelajaran umum, agama, dan lain sebagainya.
- Keberagaman Tingkat Kognitif atau Pemahaman Peserta Didik: Setiap peserta didik pastinya juga mempunyai tingkat kepintaran atau pemahaman yang berbeda-beda, dimana ada peserta didik yang bisa dengan cepat memahami materi pembelajaran, ada juga peserta didik yang dimana bisa dikategorikan yang sedang dalam mencoba memahami pembelajaran, dan ada juga peserta didik yang dimana bisa dikategorikan rendah atau lambat dalam menangkap atau memahami pembelajaran.
- Keberagaman Gaya Belajar Peserta Didik: Saat didalam kelas, setiap peserta didik pastinya juga mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda, yaitu ada peserta didik yang lebih suka belajar dengan menggunakan audio (melalui suara), ada juga peserta didik yang menyukai gaya belajar dengan menggunakan visual (gambar-gambar), dan ada juga peserta didik yang menyukai gaya belajar dengan menggunakan audio visual.
Kita sebagai pendidik harus memahami, mengerti, dan menangani keberagaman yang ada pada peserta didik, dari sebuah perbedaan tersebutlah pendidik perlu memetakan kebutuhan peserta didik, seperti kesiapan belajar peserta didik, minat, bakat, dan profil peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H