Menjadi seorang ibu tidaklah mudah apalagi ini adalah pengalaman pertama. Ya... saya merupakan wanita berusia 26 tahun dengan anak satu laki-laki berusia 3 bulan yang baru saja memulai peran menjadi seorang ibu, rasanya pengen cepet pulang kalo sudah bekerja seharian.. hufftttt ngebayangin senyum si-kecil itu yang membuat hati gimana gitu.Â
Kebetulan saya juga wanita yang senang dengan bekerja, ingat!!! Wanita bekerja bukan berarti mengabaikan keluarga apalagi anak, banyak alasan mengapa wanita juga mau bekerja tanpa mengabaikan anak dan keluarga... Tenang.. ini akan saya bahas di postingan selanjutnya yaaaa...
Nah,, buat para ibu dan calon ibu saya mau berbagi pengalaman untuk bagaimana menjadi ibu yang sibuk dengan segala rutinitasnya bekerja sekaligus ingin tetap dekat dengan anak. Saya akan berbagi beberapa tips untuk menjadi ibu yang tetap bisa bekerja tetapi tetap bisa dekat dengan anak.
1. Ajak si-kecil untuk berinteraksi dengan kita setiap hari
Mengajak anak berinteraksi dengan kita bisa dilakukan sehari-hari, banyak hal yang bisa dilakukan seperti yang saya lakukan setiap harinya. Saya melakukan interaksi langsung dengan si-kecil pagi hari saat si-kecil baru bangun dari tidur.Â
Biasanya saya menyapanya dengan ucapan "selamat pagi" dan jangan lupa untuk memberikan senyuman kepada si-kecil ini sangat bermanfaat bagi psikis si-kecil karena ia akan sangat merasa senang dan ia merasa bahwa kehadirannya sangat dinantikan oleh banyak orang disekitarnya.Â
Sampai sekarang si-kecil sudah terbiasa dengan sapaan dan ia akan tersenyum saat bangun tidur, hampir tidak pernah menangis. Yaaa... hanya tangisan manjahhh sesekali saja ibu-ibu tetapi tidak terlalu intens.
2. Ajak anak berbicara dan becanda
Karena saya bekerja dan pulang sore, sepulang kerja saya juga melakukan interaksi rutin yaitu selalu mengajaknya berbicara dan bercanda. Ini saya lakukan sepulang kerja karena waktu yang tersedia lebih banyak dibandingkan ketika saya lakukan pagi hari sebelum berangkat kerja.Â
Jangan salah ya ibu-ibu bahwa bayi baru lahir pun sudah bisa diajak bicara, yaaa walaupun respon yang diberikan tidak berupa ocehan tetapi setidaknya si-kecil pastinya akan mendengarkan dan memperhatikan ketika kita mengajaknya berbicara. Saya melakukan ini untuk melatih si-kecil terbiasa dengan obrolan-obrolan kecil dan candaan sekedar membuatnya tertawa.
3. Peluk si-kecil saat ia tertidur