Ada begitu banyak pahlawan tak terlihat di sekitar kita dan mereka bahkan tak tahu bahwa mereka pahlawan. Adapun mereka yang ingin terlihat sebagai pahlawan...Ahhh....Bisakah mereka benar-benar dengan tulus kita sebut sebagai pahlawan ?
Teman-teman DAG-DKI, tolong  jangan ganggu Ahok untuk urusan "memegahkan diri "macam begini. Datangi beliau untuk urusan KJP, banjir, tanah warisan diserobot preman atau sejenisnya. Warganya Ahok tuh 9 jutaan lho, bukan hanya kalian.  Kalian datangi Ahok jam 7 malam, ampunnn....Ahok  lembur tiap hari  buat rakyat  tuh nggak cukup, ya ? Beliau ninggalin anak istri untuk ngurusin jutaan orang yang nggak beliau kenal secara pribadi...Di Belanda nggak sempat shopping, di nikahan Gibran nggak sempat makan karena diajak warga selfie, hari Minggu juga jadi hari kerja... Tahun lalu beliau taruhan nyawa buat warga termasuk kalian... Bagi kalian itu  masih kurang ? Ahok masih  kalian minta juga buat ngurusin rasa bangga kalian yang tergerus karena nama Teman Ahok lah yang menjadi besar?? Hadeuuhh.
Teman-teman DAG-DKI, berbahagialah karena ada sekumpulan anak muda yang memperjuangkan nasib anak cucu kita. Ini bukan soal berapa ribu KTP yang bisa kita serahkan ke  TA di dalam amplop yang bertuliskan nama kita. Ini tentang apakah kelak anak cucu kita bisa  dapat pengobatan yang layak saat mereka sakit dan apakah kita harus meminjamkan  mereka uang untuk modal menyuap pejabat saat mereka kelak merintis bisnis.
Ingatlah, memandang  diri tak penting kerapkali adalah hal yang penting. Yuk, tetap kumpulkan KTP  tapi pake form Teman Ahok.
Kita lagi berupaya  untuk habis-habisan mendukung Ahok, bukan sedang berusaha agar orang melihat kita lagi mati-matian mendukung Ahok, begitu bukan ?
15 Maret 2016, 11.06 WIB
Â
     Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H