Mohon tunggu...
Anjar Meiaw
Anjar Meiaw Mohon Tunggu... Editor -

Kadang nulis | Kadang ngedit | Kadang nyanyi | Kadang ngemsi | Kadang shopping |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cemburu

12 Mei 2016   12:56 Diperbarui: 12 Mei 2016   12:59 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku hanya ingin melihat Melisa cemburu.

Kalau beberapa orang takut jika pasangannya cemburu, justru tidak bagiku. Aku sangat ingin dicemburui. Sejak kami jadian sembilan tahun yang lalu, dia tidak pernah sekali saja cemburu padaku. Aku mau jalan sama siapa saja, dia tak peduli. Bahkan ketika aku kepergok berduaan di kamar kos dengan Tifani, sahabatnya, penuh peluh dan tanpa busana, dia hanya berujar, “Kalian sedang apa?” Dengan wajah datar, tanpa ada segores emosi.

Dan beberapa waktu yang lalu aku sempat menunjukkan pada Melisa pesan-pesan mesraku pada beberapa wanita. Ia hanya mengerutkan keningnya, tanpa berkomentar sedikit pun.

“Kamu tidak cemburu?” tanyaku penasaran.

“Untuk apa?” ia balik bertanya, tanpa memandangku.

Jujur, aku tak pernah berupaya mencari wanita lain untuk kupacari. Aku merasa tak pantas mengkhianati kesetiaannya selama ini. Wanita-wanita yang kuperlakukan mesra itu hanya sebatas usahaku untuk membuat Melisa cemburu. Itu saja.

Aku hanya ingin dicemburui kekasih.

Seperti kawan-kawan di kantor yang sering bercerita bagaimana pacar dan istri mereka cemburu. Pulang terlambat, dicemburui. Memakai parfum lain, dicemburui. Foto berdua dengan seorang wanita lain, dicemburui. Kata mereka, dicemburui itu asyik. Mereka menganggap, cemburu adalah satu-satunya tanda paling nyata, apa pasangannya betul-betul cinta atau tidak.

Namun, sepertinya aku tak pernah berhasil membuat pasanganku cemburu.

***

Harus sempurna!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun