Mohon tunggu...
Anjar Meiaw
Anjar Meiaw Mohon Tunggu... Editor -

Kadang nulis | Kadang ngedit | Kadang nyanyi | Kadang ngemsi | Kadang shopping |

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Smartphone

3 Desember 2015   09:38 Diperbarui: 3 Desember 2015   10:01 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kata kawanku: “Hubungan sosial yang tadinya harus selalu dimulai dengan basa-basi dan observasi, kini bisa langsung dianalisis dari status di media sosialnya atau cara ngetik pesannya.”

Kita (baca: aku) udah dimanjakan abis sama si smartphone. Jujur, aku mulai suka –lagi- menikmati musik-musik jahiliyah dari band dan penyanyi persada maupun manca. Sesuatu yang sebetulnya udah aku tinggalin lama. Aku jadi tau lagi kalo One Direction launching album baru, apa lagu terbarunya Sia, Adam Levine, semuanya aku jadi tau. Ya gara-gara si smartphone sialan ini.

Okay, prolog yang terlalu panjang ya. Let us begin.

Metrotvnews.com pernah nulis, seseorang yang lebih suka chatting-an ketimbang berbicara langsung, bisa merubah anak-anak memiliki masalah skizofrenia. Penyakit ini adalah gangguan mental yang ditandai dengan kesulitan dalam mengekspresikan emosi ketika berkomunikasi dengan orang lain serta menarik diri dari kehidupan sosial.

Texting Syndrome juga memengaruhi fungsi bercakap secara tatap muka. Nggak hanya itu, kebanyakan chatting juga memicu timbulnya beberapa masalah lhoh. Atleast kayak gini masalah itu:

Banyak Masalah Hubungan yang Muncul

Menurut psikolog Seema Hingorrany, banyak hubungan yang salah paham hanya karena berbicara melalui teks. Betul nggak? Pernah ngrasain juga kan, kadang kalau ada hal yang penting kita sampaikan melalui jendela chat akan menimbulkan salah paham. Atau kita cuma bercanda tapi tiba-tiba jadi masalah yang nggak terselesaikan. Pernah ngalamin?? Itu karena pesan singkat bisa diekspresikan berbeda nggak seperti kalo kita berbicara secara langsung.

Mengarah Ke Perilaku Eskapis

Pernah diputusin lewat BBM atau SMS?? Hahaha. Menyelesaikan masalah serius kayak gitu via chat, juga bikin kita berperilaku eskapis. Eskapis itu adalah sikap hidup yang bertujuan untuk menghindarkan diri dari segala kesulitan, terutama dalam menghadapi masalah yang seharusnya diselesaikan secara wajar. Nah lo.

Buat menghindari texting syndrome, kita perlu melakukan nih beberapa hal berikut:

Hindari membahas masalah dengan menggunakan aplikasi pesan. Yang gentle dong… kalo ngajak putus, ya udah sih ajakin ke restoran mewah trus ngomong langsung. Kalo udah bosen ya udah ngomong aja langsung, jangan gantung hubungan gitu. Jemuran aja diangkat lhoh, nggak selamanya digantung… #eh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun