Mohon tunggu...
Mei Juita
Mei Juita Mohon Tunggu... Akuntan - Wata Tnebar

Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menghadapi Lingkungan Kerja yang Toxic

9 Juni 2024   15:38 Diperbarui: 9 Juni 2024   18:35 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hai sobat pekerja ! sulit untuk mengakui bahwa Anda memiliki lingkungan kerja yang toxic, dan mungkin bahkan lebih sulit untuk melihatnya. Tapi, tanda-tandanya begitu sering ada. Dan, sayangnya, mereka lebih dominan daripada yang Anda kira.Dalam artikel ini, saya membagikan tanda-tanda utama lingkungan kerja yang toxic, bagaimana hal itu memengaruhi produktivitas, dan cara-cara yang jelas bahwa SDM (dan karyawan) dapat menyelesaikannya. Mari kita selami.

Toksisitas di tempat kerja tidak hanya tersebar luas, tetapi juga sangat merugikan kesehatan mental karyawan, menurut sebuah studi oleh American Psychological Association. Jadi, jika Anda menemukan diri Anda dalam situasi yang tidak sehat di tempat kerja, berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda atasi.

1. Menerapkan teknik mindfulness

Teknik mindfulness bisa menjadi cara yang bagus untuk mengelola kecemasan dan stres terkait pekerjaan. Mulailah dengan berdoa sebelum memulai pekerjaan dan sesudah menyesaikan pekerjaan. 

Anda bisa mendoakan mereka yang suka merendahkan dan menjatuhkan anda atau cobalah beberapa latihan visualisasi. Mindfulness di tempat kerja dapat membantu Anda fokus pada saat ini dan lebih disengaja untuk terlibat dengan dunia.

2. Temukan sistem pendukung

Jika Anda mengalami lingkungan kerja yang toxic, kemungkinan Anda tidak sendirian. Menemukan rekan kerja yang mendukung untuk bersandar sangat penting selama waktu ini. Meskipun Anda tidak ingin dianggap suka bergosip, Anda ingin mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang memiliki pola pikir positif. 

Anda mungkin juga ingin mencari kelompok pendukung di luar pekerjaan. Memiliki orang-orang untuk berpaling yang bukan rekan kerja Anda memberi Anda jalan keluar lain yang aman untuk melampiaskan frustrasi Anda.

3. Carilah pelatih

Gejala burnout terkadang dapat dikacaukan dengan gejala lingkungan kerja yang toxic. Jika Anda bertanya-tanya apakah masalahnya adalah Anda atau budaya perusahaan, carilah pelatih profesional. Memiliki papan suara pihak ketiga yang tidak bias dapat membantu Anda menyaring perasaan Anda dan sampai ke akar penyebab masalah. Mereka juga dapat membantu Anda mengembangkan strategi untuk menghadapi lingkungan kerja yang toxic dan menetapkan tujuan karier yang realistis.

4. Luangkan waktu untuk menghilangkan stres

Setelah hari kerja yang panjang, penting untuk menemukan cara untuk bersantai. Temukan aktivitas yang membantu Anda mengalihkan pikiran dari pekerjaan. Beberapa contoh bisa terlibat dalam hobi favorit Anda, menulis jurnal atau menjadwalkan jalan-jalan dengan teman-teman. Menemukan identitas Anda di luar pekerjaan juga akan membantu menempatkan segala sesuatunya dalam perspektif.

5. Tetapkan batasan yang sehat

Jika Anda menemukan diri Anda dalam budaya kerja yang toxic, penting untuk menetapkan batasan yang sehat. Misalnya, pertimbangkan untuk mematikan telepon kantor Anda setelah waktu tertentu setiap hari dan hanya menanggapi email selama jam kerja. Berlatihlah mengomunikasikan batasan Anda dengan jelas kepada manajer dan rekan kerja Anda.

Jika melampaui batas segera atasi, sehingga tidak terjadi lagi. Dalam sebuah survei oleh Self Financial, 1 dari 11 karyawan tidak merasa dihormati oleh manajer mereka, dan 11,6% mengatakan mereka merasa tidak dihargai oleh perusahaan tempat mereka bekerja secara keseluruhan. 

Jika Anda mengalami rasa tidak hormat, pelecehan, atau intimidasi di tempat kerja, pastikan untuk mendokumentasikannya. Dengan begitu, Anda akan siap jika Anda perlu meningkatkan masalah atau menggunakan tindakan hukum.

6. Mulai peluang kerja lain

Jika Anda telah memutuskan bahwa status quo lebih buruk daripada pemikiran perubahan, inilah saatnya untuk mulai mencari peluang kerja lain. Jangkau jaringan Anda dan perbarui profil media sosial profesional Anda. Luangkan waktu ini untuk mendokumentasikan semua pencapaian Anda dan buat garis waktu kapan Anda ingin meninggalkan posisi Anda saat ini. Kemudian kembangkan rencana tindakan dengan tonggak khusus untuk membuat Anda bertanggung jawab.

Menemukan diri Anda dalam lingkungan kerja yang toxic tidak berarti akhir dari karir Anda. Sebaliknya, fokuslah terlebih dahulu pada penerapan strategi koping atau mengulangi. Dengan begitu, jika Anda memutuskan untuk pindah, setidaknya Anda tahu bahwa Anda mencoba yang terbaik untuk memperbaiki lingkungan Anda.

Selamat mencoba, salam Kasih 🤍

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun