Mohon tunggu...
Mehmet Supriadi
Mehmet Supriadi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hidupku selalu berwarna, apapun warnanya selalu aku anggap indah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jokowi Lovers vs Jokowi Haters

23 Juni 2015   13:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:39 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sepertinya apapun yang dilakukan oleh Jokowi akan menjadi trending Topic di setiap media, baik Media massa, Media Elektronik, Maupun Media Sosial, Maupun di Media Gosip, he he he.

Saat Jokowi mengadakan resepsi pernikahan anak beliau menjadi sorotan media, yang Lovers Jokowi bilang “inilah Presiden kita yang sederhana dan menjadi contoh para pejabat di Indonesia”, dan yang Haters berucap “ah ini suatu pencitraan dan terlalu miskin untuk seorang presiden”.

Disaat Jokowi menerima petinggi PP Muhammadiyah di Istana Merdeka, selasa , 16 Juni 2015 dengan memakai seragam TNI, para Lovers bilang “ini adalah menandakan presiden kita sangat membanggakan TNI dan peduli dengan TNI, ini perlu kita dukung semua”. Sedangkan si Haters bilang “ini bukan cuma menggelikan bahkan memalukan memamerkan keterbatasan pengetahuan presiden,”

Apalagi waktu awal awal Jokowi menjadi Presiden para Lovers dan Haters seolah-olah ikut berperang melawankan egonya masing-masing karena ketidakjelasan mereka dengan apa yang disukai dan yang tidak disukai mereka, para Lovers bilang “Indonesia akan lebih baik jika Jokowi menjadi Presiden karena beliau sangat merakyat”. Padahal belum tentu karena beliau belum bisa dikatakan berhasil memimpin Jakarta yang beliau tinggalkan. Sedangkan para Haters bilang “Indonesia akan kacau jika dipimpin Jokowi.” Padahal belum tentu juga karena diakan baru saja menjabat sebagai presiden dan para Haters sudah menagih janji-janji Jokowi padahal Jokowi baru saja jadi Presiden.

Dan yang lagi hangat sekarang ini adalah saat Jokowi minum pakai tangan kiri dan sambil berdiri waktu berbuka puasa di Istana Merdeka dengan mengundang ratusan anak yatim se-Jabodetabek. Wah para Lovers membela mati matian bahwa ini adalah sah-sah saja, bahkan ada yang mengatakan hadist yang mengatakan kalau makan minum harus duduk tidak relevan dengan keadaan sekarang bahkan bilang ini adalah suatu yang di ada adakan para Haters, sedangkan si Haters bilang memang Jokowi tidak bisa di contoh, gimana masyarakat mau baik jika Presidennya tidak bisa dicontoh dan menyalahi adat istiadat ketimuran dan tidak mencontoh Rasulullah dalam adab makan minum.

Apapun yang dilakukan Jokowi akan selalu perhatian masyarakat, bahkan kalau dibolehkan dan bisa dilakukan untuk diliput Jokowi buang airpun akan menjadi perbincangan yang seru, kira-kira Jokowi buang air sambil berdiri atau dudukya, Jokowi pakai celana dalam apa ya, he he he...(kepo banget sih), ih, kan kalau Jokowi salah dalam melakukan hal-hal tentang kebiasaan masyarakat akan menjadi senjata empuk untuk si Haters dan kalau bagus si Lovers semakin menyanjung-yanjung bak Pangeran dalam dunia dongeng.

Rupanya Jokowi adalah Presiden Paling sering digosipkan masyarakatnya terbukti banyaknya pemberitaan tentang Jokowi baik sisi negatifnya maupun sisi positifnya, dengan tidak disadari oleh kita ini menandakan semakin berkembangnya Demokrasi di Indonesia dan semakin baiknya kebebasan berbicara pada masyarakat kita di bandingkan pada masa Orde Baru, dimana masyarakat yang mau mengkritik Pemerintah bahkan memojokan Presiden maka akan tinggal nama saja entah kemana mereka kasihan keluarganya hanya namanya saja yang dapat diingat

Kita menyikapi hal ini suatu yang positif saja, karena itulah manusia selalu berbeda, beda kepala beda pula pikirannya, tapi ingatlah, Janganlah membenci atau mencintai seseorang terlalu berlebih karena sesuatu yang berlebih itu tidak baik, gula terlalu banyak menjadi kemanisan dan tidak enak rasanya, bahkan bisa menimbulkan penyakit, sedangkan kopi terlalu banyak akan tersa pahit dan tidak terasa nikmatnya bahkan bisa menimbulkan rasa getir di lidah.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun