Mohon tunggu...
Muhammad Ihsan
Muhammad Ihsan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Halo saya Ihsan

Saya adalah seorang Blogger yang menyukai Ilmu Teknologi dan Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Jenderal Soedirman 2015

10 Januari 2025   22:37 Diperbarui: 10 Januari 2025   22:37 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

     Siapa yang tidak kenal dengan Jenderal Soedirman? Lelaki kelahiran Purbalingga, 24 Januari 1916 ini adalah salah satu tokoh kunci dalam Revolusi Nasional Indonesia. Jenderal Soedirman dikenal memainkan peran kunci dalam perang melawan penjajah Belanda yang membuat Indonesia bisa mendapatkan kemerdekaan dan kedaulatannya meskipun harus memimpin pasukan dalam keadaan sakit. Kisah-kisah Jenderal Soedirman banyak diangkat ke dalam buku dan pada 2015 diangkat menjadi film layer lebar yang disutradarai Viva Westi. Berikut ini review film Jenderal Soedirman.

     Film ini dibuka dengan pemilihan Panglima Besar TNI. Pada saat itu para pemilih sepakat untuk memilih kandidat lain. Namun tiba-tiba datang seorang serdadu membawa surat penting yang menyatakan bahwa seluruh resimen TNI sepakat memilih Soedirman sebagai Panglima. Adegan dilanjutkan dengan dering suara telepon. Dalam percakapan telepon tersebut seorang diplomat Indonesia memberikan informasi mengenai pembatalan Perjanjian Renville oleh pihak Belanda dan memperingatkan akan ada serangan besar-besaran ke Yogyakarta. Namun tiba-tiba telepon itu terputus. Usaha untuk menyampaikan pesan ke pemerintah di Yogyakarta via telegram pun juga sama. Akibatnya, Mr. Yusuf salah satu diplomat Indonesia bertemu dengan Dubes Amerika Merle Cochran. Mereka pun kemudian pergi ke pangkalan militer Amerika berharap agar ada yang bisa membantu mereka. Namun semuanya sia-sia.

    

     Pagi harinya suasana pasar di Yogyakarta masih tenang. Namun suasan hening pagi hari itu tiba-tiba pecah menjadi suara teriakkan akibat serangan udara militer Belanda. Pejuang Republik di Lanud Magoewo pun tidak bisa berkutik menghadapi kekuatan Belanda yang sangat besar. Menanggapi serangan ini, Jenderal Soedirman mengeluarkan perintah kilat yang berisi instruksi bagi seluruh pasukannya untuk melakukan perang gerilya. Dalam waktu beberapa jam saja, Yogyakarta berhasil dikuasai oleh pihak Belanda. Presiden Soekarno, Wakil Presiden Hatta, dan pejabat tinggi lainnya ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka. Namun sebelum penangkapannya, Presiden Soekarno sudah mengirimkan telegram kepada Mr. Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Bukit Tinggi. Apabila pemerintah darurat di Sumatra juga gagal, maka akan dibentuk pemerintahan pengasingan RI di India.

     Sementara itu Jenderal Soedirman bersama pasukannya mulai melakukan perang gerilya. Walaupun dalam kondisi sakit, Jenderal Soedirman tetap semangat memimpin prajuritnya di medan tempur. Sementara itu di markas Belanda, Jenderal Simon Hendrik Spoor memerintahkan agar pasukannya terus mengejar Jenderal Soedirman sampai tertangkap. Berbagai cara dilakukan oleh pasukan Belanda untuk bisa menangkap Jenderal Soedirman seperti menggeledah rumah warga hingga menyerang Kota Kediri. Usaha-usaha Belanda tersebut hanya sia-sia. Di akhir adegan Jenderal Spoor berdebat dengan perwakilan Belanda. Dalam perdebatan sengit tersebut, perwakilan Belanda itu pun mengatakan bahwa pihaknya sudah menyerah akibat adanya Perjanjian Roem-Rojen. Perjanjian itu membuat pihak Belanda tidak bisa berkutik akibat adanya tekanan dari Amerika Serikat yang mengancam menghentikan pendanaan Marshall Plan untuk Belanda.

     Di akhir cerita, Jenderal Soedirman akhirnya kembali ke Yogyakarta dan bertemu dengan Presiden Soekarno di Gedung Agung. Jenderal Soedirman kemudian wafat akibat penyakit TBC yang dideritanya. Film Jenderal Soedirman sarat akan makna, diantaranya adalah mengajarkan pentingnya nasionalisme, jiwa kepemimpinan, dan kesabaran meskipun didera banyak ujian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun