Akhirnya hal ini juga menjadi bagian dari guyonan bagi masyarakat. Pejabat publik, Anies Baswedan pun tidak bisa lepas dari  meme yang dipublikasikan dalam twitter @alpokatmentega
Hal ini menjadi sebuah warna tersendiri di tengah masa pandemi yang mengharuskan kita semua beradaptasi. Kabar duka yang tidak henti-hentinya menerpa, seringkali diimbangi dengan guyonan warganet.Â
Akan tetapi ini juga tentu sebuah "kode keras" bagi pemerintah dalam penerapan kebijakan. Sebab guyonan mengenai kebijakan ini tidak hanya terjadi kali ini, tetapi terjadi juga dalam sejumlah kebijakan sebelumnya.Â
Semakin seringnya guyonan jenis satir ini tidak terlepas dari aspirasi masyarakat dalam menjaga akal sehatnya. Hal ini juga bisa jadi merupakan sebuah bentuk tersirat dari ketidak pecayaaan dan keletihan untuk mengharapkan sesuatu dari pemerintah.Â
Sebab, tulisan-tulisan serius seringkali sulit untuk bisa naik kepermukaan dan menjadi alarm pengingat pemerintah. Justru hal-hal ringan yang berbobot seperti goyonan satir atau sarkas ini lah yang sedikitnya mampu menjadi pengingat sang pembuat kebijakan.
Amerika serikat sebagai salah satu kiblat politik dunia juga mengalami hal yang serupa. Sejumlah komedian negri paman sam ini tidak jarang memberikan kritik kepada pemerintah dari masa ke masa.Â
Faktanya, humor jenis satir ini memberikan dampak yang cukup besar pada perang Dunia ke II. Richard Nixon bahkan mundur dari jabatannya sebagai Presiden akibat skandal Watergate yang terus diserang oleh Bob Hope melalui humor satir dan sarkasnya. Sindiran keras dari Bob Hope ini berjudul "Watergate Gave Dirty Politics a Bad Name"
Keberadaan guyonan satir dan sarkas ini merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa dibungkam dalam sebuah negara demokrasi. Kendati sifatnya humor dan memiliki fungsi utama untuk memberi hiburan, esensi  dari pesan yang disampaikan tentu tidak bisa diacuhkan oleh pemerintah.Â
Sebab, humor juga merupakan bagian dari cara masyarakat untuk menyampaikan aspirasi. Potensi akan ketidak percayaan pada pemerintah juga bisa diminimalisasi dengan komunikasi yang baik.Â
Apa yang terjadi di awal pandemi biarkan jadi pelajaran, yang sudah terjadi baru-baru ini biarlah menjadi alarm pengingat, pertanyaannya apakah kita bisa dan mau belajar dari yang sudah berlalu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H