Idealnya, dengan menggunakan pemikiran yang sangat sederhana, seluruh uang elektronik yang diklaim oleh seluruh nasabah haruslah sama dengan jumlah uang fisik yang tersedia di kas bank bukan? Jika Anda mempunyai klaim 10 juita maka bank harus menyediakan 10 juta. Namun secara realitas itu sangat jarang terjadi. Hal itu bukan karena uang kertasnya dimakan rayap, atau dicuri tuyul, atau bahkan dikorupsi teller, tetapi hal itu terjadi karena Anda semua masih menjalani sistem keuangan debu peri. Jika Anda masih bingung, mari kita lakukan simulasi sederhana.
Simulasi kekuatan debu peri: bank bukan lembaga intermediasi yang menghubungkan penabung dan peminjam.
" Banks can create book money just by making an accounting entry: according to the Bundesbank's economists, "this refutes a popular misconception that banks act simply as intermediaries at the time of lending -- ie that banks can only grant credit using funds placed with them previously as deposits by other customers". By the same token, excess central bank reserves are not a necessary precondition for a bank to grant credit (and thus create money)."- Bundesbank
Katakanlah terdapat suatu bank komersial baru di Wakanda bernama Bank Senter Wakanda (BSW). Mula-mula bank tersebut tidak memiliki nasabah (t0). Setelah menunggu selama dua jam, tepat jam 10 pagi (t1) terdapat tiga orang dari penduduk setempat yang ingin menjadi nasabah: Ani, Mulia dan Sri. Diketahui bahwa Ani adalah nelayan gurita, Mulia adalah petani jagung, dan Sri adalah penjual kosmetik. Masing-masing dari mereka menyimpan 5.000 lembar uang kertas di BSW. BSW mendapatkan 15.000 lembar uang kertas, dan tiga nasabah BSW masing-masing mendapatkan kartu ATM yang berisikan klaim uang elektronik sebesar 5000 (Gambar 2). Badan Pusat Statistik Wakanda (BPSW) akan mencatat jumlah uang beredar untuk uang kartal sebanyak 15.000 dan untuk uang giral sebanyak 15.000.
Menunggu selama 1 jam, tepat jam 11 pagi (t2), BSW mendapatkan seseorang yang ingin berhutang. Orang tersebut adalah Budi yang membutuhkan 70.000 sesegera mungkin. BSW bukan lembaga koperasi simpan pinjam, maka tidak harus memberikan uang kertas sebanyak 70.000 kepada Budi, tetapi cukup menuliskan klaim uang elektronik sebesar 70.000 atas nama akun Budi di komputer (Gambar 3).
Budi sudah mempunyai uang elektronik sebanyak 70.000. Budi dapat menggunakan klaim uang tersebut untuk membeli apa pun yang ia inginkan. Katakanlah Jam 1 siang (t3), Budi membeli gurita dari Ani seharga 10.0000, kemudian membeli jagung dari Mulia seharga 20.000, dan akhirnya membeli pemutih wajah dari Sri seharga 40.000. Budi tidak perlu membawa uang kertas untuk membayar itu semua, ia cukup melakukan transaksi tersebut dengan cara transfer uang elektronik (Gambar 4). Badan Pusat Statistik Wakanda (BPSW) akan mencatat jumlah uang beredar untuk uang kartal sebanyak 15.000 dan untuk uang giral sebanyak 85.000.
Singkat cerita, tidak ada angin, tidak ada petir, belum genap 24 jam, jam 8 malam, dunia keuangan global diterjang berita-berita tidak sedap (t4). Ani, Mulia, dan Sri yang semuanya mengikuti akun media sosial Michael Burry, Nouriel Roubini, Meredith Whitney, dan Ann Pettifor merasa ketakutan. Mereka semua segera pergi ke kantor BSW dan Anda bisa menebak apa yang akan terjadi (Gambar 5). Pikirkanlah! Apakah semua nasabah BSW dapat menarik keseluruhan klaim uang yang mereka miliki saat itu juga?
Bukan bermaksud untuk menakut-nakuti, berdasarkan data di seluruh negara, Anda jangan pernah ramai-ramai menukarkan seluruh uang elektronik menjadi uang kertas dalam satu waktu yang bersamaan. Hal itu bukan karena mesin ATM yang terus digunakan akan rusak/ngadat/brebet/overheat atau teller bank kewalahan melayani nasabah, tetapi jumlah seluruh uang fisik yang dicetak oleh pemerintah tidaklah sama dengan jumlah seluruh uang elektronik yang dimiliki oleh seluruh akun nasabah bank (Gambar 6).